Mohon tunggu...
Syamsidar Sammy
Syamsidar Sammy Mohon Tunggu... Guru - Freelancer

Pernah bekerja di organisasi lingkungan hidup dan hingga kini menaruh perhatian pada isu-isu lingkungan, dan senang menulis meskipun untuk konsumsi pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bona Berbelalai Panjang Tapi Tak Seindah Dulu

15 Desember 2024   06:18 Diperbarui: 15 Desember 2024   07:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Maaf Tuk, kami tak bermaksud mengganggu Tuk".

Begitulah biasanya yang diucapkan masyarakat ketika berjumpa dengan gajah, yang diajarkan turun temurun. Beberapa orang tua yang pernah saya jumpai bercerita kalau dulu tidak sulit mengusir gajah, mereka cukup berteriak atau melempar dengan ranting atau batu sambil berdoa supaya sang datuk menjauh. 

Gajah menjadi kendaraan perang pada saat nusantara dihiasi dengan kerajaan-kerajaan. Tercatat kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Aceh memiliki bala pasukan bergajah yang  membawa mereka berjaya dalam mempertahankan wilayah kekuasaan dan berniaga. Tidak cukup 4 atau 5 lembar kertas untuk menceritakan arti penting gajah bagi bangsa ini.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun