Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kudeta Dikecam Seluruh Dunia, akankah Jenderal Al Sisi Mundur.

17 Agustus 2013   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13768532981713476700

[caption id="attachment_281781" align="aligncenter" width="440" caption="Yom Kippur War 1973. Dataran Tinggi Golan ( wikipedia.en )"][/caption]
Ketika Jenderal Muhammad Najib mengajak Ikhwanul Muslimin untuk revolusi menggulingkan kekuasaan absolut monarki Raja Faruk pada 23 Juli 1952. Kelompok Ikhwanul Muslimin menolak bergabung dikarenakan alasan bahwa tujuan Revolusi Juli adalah untuk membentuk Republik Arab Mesir bukan Republik Islam Mesir. Karena hal itu, Jenderal Gamal Abdul Nasser menganggap gerakan Ikhwanul Muslimin menolak mandat revolusi.

Sejak saat itulah saya kira pertentangan ideologis antara pihak militer dengan Ikhwanul Muslimin. Militer menganut paham liberal sekuler barat sedangkan IM menganut pahan khilafah Islamiyah. Artikel ini hanya pandangan terbatas penulis mengenai konflik horizontal di Mesir saat ini.

Ketika Jenderal Anwar Sadat berkuasa pada era 70an terjadi perubahan pandangan militer Mesir, bahwa pertentangan ideologis yang berkepanjangan di dalam negeri akan menghambat pembangunan ekonomi Mesir. Secara otomatis akan menghambat pengembangan kekuatan militer Mesir. Hal ini berakibat melemahkan posisi Mesir menghadapi Israel.

Realitas ini mendorong Anwar Saddat “berdamai” dengan Ikhwanul Muslimin, membebas para pemimpin IM dari penjara. Sebaliknya IM dibawah pimpinan Umar Tilmisani yang menggantikan Hudhaibi pada tahun 1973 menempuh jalan kooperatif dengan tidak bermusuhan dengan penguasa.

Gerakan IM lebih focus kepada aspek pelayan sosial, mendidik kadernya menjadi intelektual tersebar ke seluruh dunia, mencetak mereka menjadi pemimpin masa depan Mesir. Sampai pada awal era Hosni Mobarak, kondisi stabil negara Mesir memberi peluang pemuda IM terdidik menjadi intelektual muda yang militant memperjuangkan gagasan Ikhwanul Muslimin, termasuk Mohammed Morsi.

“Morsi received his Ph.D. degree in materials science from the University of Southern California in 1982 with his dissertation High-Temperature Electrical Conductivity and Defect Structure of Donor-Doped Al2O3. He was an Assistant Professor at California State University, Northridge, from 1982 to 1985.In 1985, Morsi returned to Egypt and began to serve as the head of the engineering department at Zagazig University, where he was a professor until 2010”. Dua dari lima putera Morsi adalah warga Amerika Serikat karena dilahirkan di California. Demikian tulis Wikipedia.

Pasca kekalahan Mesir dari Israel dalam perang enam hari pada 1967 Mesir kehilangan Semenanjung Sinai dan coba direbut kembali oleh Anwar Sadat dalam perang Yom Kippur pada 1973. Saya kira langkah Anwar Sadat berdamai dengan Ikhwanul Muslimin adalah salah satu pertimbangan dalam negeri ketika bersiap untuk perang Yom Kippur melawan Israel.

Pada tahun 1977, Anwar Sadat mengadakan kunjungan ke Jerusalem atas undangan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin yang merupakan awal perundingan perdamaian antara Israel dan Mesir. Pada tahun 1978, terciptalah Perjanjian Damai Camp David. Hal ini menimbulkan kemarahan besar dunia arab. Mesir dikecam dan dimusuhi karena dianggap sebagai penghianatan terhadap perjuangan bahwa seluruh wilayah Palestina hanya untuk negara Palestina. Tidak ada sejengkal pun tanah arab untuk Israel.

Sikap negara tetangga menimbulkan gejolak dalam negeri Mesir karena berbagai eksponen gerakan Islam menentang Anwar Sadat dan berupaya menjatuhkannya. Pada September 1981, Anwar Sadat bertindak keras kepada organisasi pergerakan Islam yang diaggapnya fundamentalis, termasuk kumpulan pelajar. Tidak hanya gerakan kelompok Islam terapi semua pergerakan yang dianggapnya dapat mengganggu stabilitas nasional Mesir, termasuk kelompok gerakan Kristen Koptik juga diberangusnya. Dia menahan dan menagkapi para pemimpin pergerakan tersebut yang menyebabkan Anwar Sadat dikecam diseluruh dunia.

Pada 6 Oktober 1981, Presiden Anwar Sadat tewas ditembak dalam sebuah parade militer. Selanjutnya Jenderal Hosni Mobarak naik sebagai Presiden Mesir, melakukan pembersihan dikalangan militer yang dianggapnya disusupi anggota Jihad Islam. Ini merupakan organisasi muslim Mesir berhaluan keras yang menentang perjanjian damai Camp David.

Seiring dengan perjalanan waktu, gerakan IM berhasil mendapatkan dukungan politik yang kuat dari rakyat Mesir. Teruma sekali atas keberhasilan mencetak intelektual muda Mesir sebagai kaderisasi pimpinan IM dan kepemimpinan nasional Mesir. Ketika Presiden Hosni Mubarak sudah tergolong lanjut usia. Sejatinya Ikhwanul Muslimin tinggal menunggu waktu karena faktor usia Hosni Mubarak, pergantian kepemimpinan pasti terjadi pada saat rakyat sudah “melek” dan mempunyai kesadaran politik yang jauh lebih tinggi dari era sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun