Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seni Kreatif Batu Akik Menghadapi Tantangan Magisme

13 Maret 2015   23:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam batu akik lagi mewabah. Phenomena ini memberikan solusi sementara kesulitan mencari kerja. Batu akik lagi ngetren, batu mempunyai harga tertentu setidaknya berupa upah gosok. Bekerja sebagai penggosok batu akik bisa jadi tambahan pendapatan. Sangat mungkin bisa menjadi “profesi” yang memberikan penghasian lumayan jika batu akik merupakan produk kreatif seni perhiasan berbahan utama batu alam. Apakah batu alam dapat diolah untuk menghasilkan produk yang lebih cantik dan menarik. Tentu saja bisa jika diaplikasikan dengan sains dan teknologinya. Secara sederhana misalnya kita dapat mencairkan batu silica dan kemudian memberinya volatile atau “pengotor” permanganate, manganate IV. “Batu” mangan atau manganese sulfat guna menghasilkan efek warna pada pengolahan batu silica. Para pengrajin batu di kota Martapura – Kalimantan Selatan sejak lama sudah mengenalnya dengan istilah tehnik suntik menghasilkan “batu suntikan” Atau bisa jadi diintrusi dengan manganis sulfat menimbulkan efek warna hijau. Mangan atau Manganese dengan titik lebur 1.245 drajat celcius akan menyatu dengan batu silica menghasilkan batu bermutu. Tantangan lain adalah tehnik pendinginan guna menghasilkan “batu alam” kreasi. Sayangnya harga produk seni kreatif masih dianggap batu murah sebab dianggak tidak “bertuah”. Pada umumnya masyarakat masih ngebet dengan magisme batu alam asli yang “bertuah”. Jadi batu akik menjadi berharga bukan dari aspek seni perhiasan, tapi lebih cenderung pada tuahnya. Namun sebelum masuk ke industry kerajinan mengolah batu alam tentu lebih baik memahami terlebih dahulu dari aspek ilmu geologi. Menurut ensiklopedi Wikipedia. Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenisbatuanyang terbentuk darimagmayang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proseskristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuanintrusif(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif(vulkanik).Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik dimantelataupun kerakbumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatus, penurunan tekanan atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NLBowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun