Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku

14 September 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Oleh : Syam Jr.

AKU

Inilah proses biologis

Ketika sperma menembus ovum

Menjadi khalaqah segumpal darah

Menempel pada dinding rahim

Inilah proses biologis karena cinta atau benci

Maka berkembanglah khalaqah menjadi jasad

Ketika science terhenti disini oleh misteri

Ketika ruh ditiupkan

Jantung janinpun berdetak

Jadi maka jadilah

Satu eksistensi bernama jiwa

Eksistensi satu jiwa bernama

Aku, ana, ente, kamu, you, you

Lo, lo, lo…elu pade.


Aku

Diantara materi

Dalam perjalanan antar waktu

Selalu bertanya siapa aku

Dan hanya bisa menjawab

Aku adalah satu jiwa bernama

Bernama sebagai penanda saja

Bernomer tiada terbaca.

Aku

Ketika ruh kembali kehadhirat Allah sang maha pencipta

Jasad mati seiring detak jantung terhenti

Aku tak bisa kembali

Aku tidak lagi bisa menulis disini

Aku tidak lagi bisa berceritera tentang asmara dan api

Disini bukan disana seperti kemaren aku bertengkar dengan kamu

Bertengkar karena cinta dan terbakar api asmara

Aku

Satu jiwa bernama

Hanya membawa cinta

Cinta berisi kasih sayang abadi

Aku enggan kembali

. . . . . . . . . . .

Dahhh temaaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun