Singkat ceritera, Selisih paham meruncing menjadi perseteruan sengit. Keadaan semakin memanas dan seterusnya terjadilah pertarungan akibat salah paham. Perkelahian terjadi seperti rusuh pilkada.
Memang dalam hidup ini dibutuhkan filosofi dalam pandangan, pemikiran, ketulusan dan bijaksana untuk bisa melihat kebenaran guna mengasilkan tindakan yang arif dari kita, pemimpin diri sendiri.
Diva Anjani sangat sedih dan merasa berdosa karena dia tahu bahwa kejadian ini akibat dirinya. Dia berdoa, berdoa terus berdoa. Meminta kepada Yangmaha Kuasa untuk memberikannya seorang anak meski masih perawan. dia berdoa agar diberikan anak yang super sakti untuk menjadi satria perkasa yang mampu menghentikan pertarungan si kembar tadi.
Jangan biarkan mereka yang kusangi tewas dalam pertarungan karena asmara. Asmara seharusnya menyemaikan cinta kasih, bukan kemarahan dan ankara murka. Aku mohon agar mahluk primata bernama kera tidak musnah di muka bumi ini.
Doa Diva Anjani didengar dan dikabulkan Yangmaha Kuasa. Tersebutlah Batara Bayu, pengendali oksigen di atmosphere bumi menghantarkan jiwa melalui angin yang bertiup membelai bunga, menyemai serbuk sari maka begitulah proses menjadi buah. Suatu proses kehidupan tanaman terus berlangsung. Diva Anjani memakan buah dan masuklah jiwa kedalam rahimnya. Dari rahimnya terlahir Hanoman.
That is it, The most popular commander of king monkey army heroes battle Alengka on epic story Ramayana.
Hanoman adalah anak Anjani. Jadi bukan anak Kiswari, bukan anak Sugriwa dan bukan pula anak Subali. Hanoman titisan dewa batara.
*****
Kalau nggak salah begitu ceriteranya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI