Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Obama and The Folklore about Hanuman

9 November 2010   16:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Couple weeks after all. Suddenly, Sugriwa saw “white blood” flowing down out of the Cave Kiskenda. He going to work hard to close the cave, as mentioned by Subali at the last talk, if the white blood flowing down, the cave must be close hardly by big rock. Meanwhile, in the sadness he hold Anjadi to run far away….run and run to the dark forest escaped out from Kiskenda Cave.

Di hutan dingin dan sunyi Anjani tinggal di rumah pohon bersama Sugriwa, wanara sakti ini menghiburnya dengan membawa bunga dan buah buahan. Tapi entah yaa, apa bisa seekor kera jatuh hati kepada bidadari. Mungkin karena berada di hutan yang dingin dan sepi Sugriwa jatuh cinta kepada sang diva. Cinta nampaknya seperti udara yang kuhela dan kau selalu ada…begitulah senandung Once dalam lagunya; dealova.

Memang masih pada tahap tebar pesona Sugriwa yakin kalau Anjani punya perasaan yang sama ke dia. Belum jadian siih, Anjani memang pernah terekam kamera infoteinment sedang membelai kepala kera itu untuk menyatakan terima kasihnya ketika dibawakan bunga dan buah buahan. Kalau di dunia nyata barangkali bisa dibandingan dengan aktivis penyayang orang utan di kawasan lindung atau wilayah konservasi di Tanjung Puting, Kotawaringin Barat – Kalimantan Tengah.

Cinta berbalas kasih. Sayangnya, tak disangka tak dinyana ternyata Subali muncul dibalik kabut asap hutan yang terbakar. Ternyata dia tidak mati. Yang mati adalah Kiswari sang raksasa. Cairan yang mengalir seperti darah putih yang terlihat oleh Sugriwa, itu karena sang raksasa terkencing kencing dihajar Subali dengan jurus tendangan halilintar menyambar twins tower.

Subali terbakar hatinya dan menuduh Sugriwa berkhianat kepadanya karena ingin merebut Anjani.

Sugriwa, aku yang bertarung berminggu minggu didalam Gua Kiskenda, tapi kau yang mendapatkan cinta Anjani.

Tidak Subali, aku hanya melaksanakan tugasku yang kamu telah berpesan sebelumnya untuk menutup gua dan menyelamatkan Anjani.

Tapi ternyata kau jatuh cinta kepadanya.

Ya sejujurnya benar, aku jatuh hati kepada Anjani.

Jadi benar adanya, kau Sugriwa telah berkhianat kepadaku.

Tidak benar tuduhanmu, cinta itu datang dengan sendirinya seperti angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun