Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Pahlawan Para Petugas dan Relawan.

8 November 2010   12:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 Novemper 1945 adalah hari pahlawan yang seterusnya berlangsung diperingati dan dirayakan setiap tahun. Pahlawan adalah seseorang yang telah bekerja keras, berjuang, mengabdi diri mengatasi penderitaan masyarakatnya dari akibat suatu tekanan keadaan. Suatu penderitaan masyarakat yang diakibatkan oleh berbagai faktor, termasuk keadaan musibah tsunami, banjir banding, gempa, kerusuhan rasial, kisruh politik, penindasan, penjajahan dan bencana ekonomi atau meleise serta berbagai kenistaan lainnya.

Dengan pemahaman seperti itu maka para relawan maupun mereka yang secara fungsional kedinasan bekerja keras memberikan bantuan pertolongan seperti pada musibah tsunami Mentawai, Erupsi Gunung Merapi, bencana banjir dan berbagai peristiwa musibah sebelumnya, mereka adalah pahlawan. Teruslah berjuang.

Ini adalah pandangan personal yang sudah tentu berbeda dengan terminology pahlawan dalam konteks formalitas kenegaraan yang telah ditentukan dengan Undang Undang. Dalam kontek formal pemerintahan dan kenegaran bisa saja terdapat ambivalensi yang sangat tergantung pandangan politik yang dianut pada era atau kurun waktu tertentu.

Namun sebaliknya, meskipun seseorang itu berada pada lingkaran suprastruktur sebagai pejabat pemerintahan, legislative, yudiktif dan para pemimpin formal maupun non formal lainnya bahkan seorang presiden sekalipun, namun pada praktiknya sepak terjang figure tersebut justeru menyulut kekisruhan politik, silang sengketa berbuntut kerusuhan, meresahkan dan kebangkrutan ekonomi yang menimpakan penderitaan bagi masyarakat bangsa ini. Sebagai manusia merdeka, secara personal rasanya sulit untuk menerimanya karena perilaku semacam itu bertentangan dan tidak menghormati pengorbanan para pahlawan bangsa ini.

Untuk itu semua mari kita renungkan……….

KEMERDEKAAN TERNYATA ADA DISINI

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam jatuh berderai usai sidang MPR sekeping terinjak anggota majelis satunya lagi dipungut pemiliknya

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam jatuh tenggelam kedasar palung laut Banda ketika pulang ke Jawa sekeping hanya ada disaku pemiliknya

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika dilangit awan menggumpal dingin membeku menitik hujan turun sudah waktunya mendirus gunung menerjang hutan mengalir menuju laut sekeping harapan ada didasarnya.

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam mampu membayar harga siomay dari pendagang yang ikhlas untuk anak negeri yang gelandangan kelaparan receh logam seratusan ada ditangannya.

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam yang selalu ada disaku sang dokter bekerja secara saintifik berharap keberuntungan ketika mesin pendukung kehidupan sinyalnya terhenti receh logam jatuh dari sakunya dan pasien bernafas lagi.

Kemerdekaan ternyata ada disini ketika receh uang logam disumbangkan kepada tetangga almarhum terbaring santai diliang kuburnya ketika dua malaikat bertanya dengan santun marrabbuka aku menjawab nyaris berbisik Allahu rabbi.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun