Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Hari Ini: 48 Tahun Lalu.

24 Maret 2014   06:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:34 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sembilan puluh persen generasi sekarang hidup dengan bebas, karena perjuangan Pemerintah Soeharto. Generasi muda Indonesia adalah Anak Soeharto, dibesarkan dalam kehidupan yang nyaman, penuh masa depan, dan impian bahwa mereka bisa menjadi apa saja, jika mereka ingin berusaha sekuatnya. Demikian pernyataan retoris sdr. Jack Soetopo.

Saya secara pribadi, menerima berkahnya. Semua rakyat Indonesia menerima berkahnya, dan kini generasi ini lah yang menentukan apakah negara kita akan kemana, karena negara akan terus ada, anak anak akan terus membesar, mereka butuh makan, pakaian, dan rumah tempat bermain dan belajar.

Pak Soeharto sudah membuka jalan, seperti para pejuang lainnya, sudah membuka jalan tinggal generasi muda kita ini, apakah akan terus membangun…jangan lupa Indonesia akan menjadi negara Produsen atau Kosumen? Pertanyaan retoris pada artikelnya : ‘Anak Soeharto’: 90 Persen Generasi Indonesia

Saya setuju dengan ungkapannya tersebut. Mengapa? Hari ini 23 Maret empat puluh delapan tahun yang lalu, mungkin saya adalah satu diantara berjuta orang yang memulai hidup pada 1966 ketika Gerakan Mahasiswa angkatan ’66 yang bangkit melakukan perubahan. Pada hari itu saya baru menyadari betapa pentingnya Gerakan Mahasiswa yang menuntut pemerintah Orde Lama:
1. Turunkan Hagra.
2. Bubarkan PKI.
3. Retooling Kabinet dan Aparat Negara.

Ketika itu saya baru mulai belajar memahami bagaimana seharusnya kehidupan bermasyarakat bernegara. Karena menurut saya ketika itu, belajar memahami kehidupan bermasyarakat bernegara menjadi sangat penting karena ia akan mempengaruhi bagaimana kehidupan saya selanjutnya - kehidupan pribadi setiap warga.

Dengan visi hari ini, terasa sekali betapa berbagai dinamika Poleksosbud (Politik,ekonomi, social dan budaya ) ketika itu membutuhkan dukungan ketertiban keamanan dan pertahanan agar kita bisa menentukan arah, memilih bentuk dan kondisi lingkungan kehidupan bagi anak anak saya, anak anak tetangga, anak anak bangsa Indonesia. Kehidupan yang membutuhkan pendidikan bagi anak anak mempersiapkan diri, agar mampu menghadapi tantangan perubahan dimasa depan – artinya dinamika kehidupan hari ini.

Catatan saya hari ini berupa pertanyaan besar. Bahwa para penggagas, para pejuang, para pendahulu bangsa Indonesia telah merintis dan membuka jalan , memberi arah, meletakan landasan filosofis kehidupan bernegara bagi kita, tetapi apakah kita sekarang harus menyimpang karena kita tidak melihat masa depan?

Masalahnya sekarang, mungkin kita tidak menyadari bahwa sebenarnya kita sudah menyimpang, karena merasa tidak butuh dengan apa yang telah diberikan para pendahulu bangsa ini.
Nampaknya kita memang telah tersesat dan butuh kembali ke Panca Sila. Secara demokratis kita dapat melakukannya, ikut serta menentukan proses politik melalui Pemilu 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun