Mohon tunggu...
Syam Asinar  Radjam
Syam Asinar Radjam Mohon Tunggu... Petani - petani

petani

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bau Yang Memanggilku

14 Februari 2011   23:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sejurus kemudian, bau anyir, hangat, dan perih lekat di punggungku hampir tembus ke dada kiri. Sebuah lading telah bersarang. Besi tajam itu baunya sama dengan yang kutusukkan ke perut seseorang lima tahun silam. Di lorong ini.

***

[Syamar; rh, 150211]

# Orisinalitas yang ini jelas tak aseli. Kalau tak salah, Charles Dickens atau entah siapa pun itu, pernah menulis cerita anak yang selalu berpejam setiap melewati toko roti. Ingatan tentang cerita itulah yang menginspirasi catatan ini. Ahahaha!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun