Dalam peristiwa bencana alam pun, kerugian berupa materi sudah pasti tidak dapat dihindari. Banyak orang akan kehilangan rumah, harta benda dan semua barang berharga yang sudah susah payah mereka dapatkan.Â
Oleh karena itu, peristiwa ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk tidak terlalu membuat materi atau harta sebagai tujuan. Karena pada nyatanya, Allah bisa mengambil semua itu dalam sekejap mata dengan kekuasaan-Nya. Perbanyaklah bersyukur dan selalu ikhlas dalam menerima cobaan. Apabila rezeki itu bukan milik kita, maka Allah bisa mengambilnya kapan saja dengan cara apa saja, tetapi jika memang rezeki itu milik kita, maka Allah bisa menitipkannya lagi dengan ganti yang lebih baik.Â
Keempat, Bencana Alam sebagai ajang bagi kita untuk saling tolong menolong. Dalam Islam, Nabi Muhammad telah mengajarkan konsep ukhuwah (persaudaraan) kepada umatnya. Ada yang di namakan ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia). Diantara saudara pasti akan ada timbul tenggang rasa terhadap satu sama lainnya. Apalagi jika salah satu saudara kita ada yang tengah mengalami musibah atau kesulitan, maka kita berkewajiban untuk membantunya. Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 yang artinya: "... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."Â
Termasuk dalam peristiwa bencana alam, kita bisa menjadikannya sebagai ajang untuk saling membantu saudara kita yang terdampak musibah. Bantulah mereka dengan apa yang mampu kita berikan, baik berupa makanan, sandang maupun tenaga. Tanpa memandang agama, status sosial ataupun latar belakang suku bangsa dan negaranya, maka kita wajib untuk menolong mereka semua. Sesuai dengan apa yang diajarkan Islam dalam konsep Ukhuwahnya.Â
Kelima, Bencana Alam sebagai peringatan bagi manusia. Sebagai makhluk Allah yang paling sempurna, sekaligus makhluk yang diamanahi untuk menjadi khalifah di muka Bumi, manusia seringkali lupa terhadap jati dirinya tersebut. Kian hari kian lama, mereka lebih sering berbuat kerusakan di mana-mana. Allah dan para Malaikat bahkan telah mengetahui jauh sebelum kehidupan teecipta, bahwa manusia akan berbuat banyak kerusakan di bumi. Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah ayat 30 yang artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada bencana alam yang terjadi karena faktor dari manusia. Menilik kejadian pada akhir-akhir ini, seperti pemanasan global berdampak cairnya gletser dan kenaikan volume air laut, juga penggundulan hutan yang berakibat longsor, sampai bertebarannya sampah di sungai dan lautan yang menyebabkan banjir, semua itu merupakan ulah dari perbuatan manusia. Dengan seenaknya mereka bertindak seakan tidak pernah mengingat bahwa kelak anak cucunya juga akan menempati bumi ini. Sifat egois dan tamak seperti sudah menjadi bagian dari jiwa manusia.Â
Adanya bencana alam sebagai suatu reaksi atau hubungan timbal balik akibat perbuatan manusia yang merusak, menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih menjaga lingkungan sekitar. Kita diberi kelebihan sebagai makhluk yang berakal hendaknya bisa lebih sadar dan peduli terhadap tempat yang kita tinggali saat ini. Begitu pula kita harus menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi dengan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan demi menciptakan kehidupan yang bahagia.Â
Dari perincian terkait nilai edukatif atau pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa bencana alam tersebut, pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Sang Maha Kuasa. Allah bisa merencanakan, memperlihatkan kuasa-Nya dan mempertunjukkan peringatan bagi manusia dalam segala bentuk. Dan semua hal itu hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang mentafakkuri kebesaran-Nya. Wallahua'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H