Mohon tunggu...
Syalsabila Sigfreda Imara
Syalsabila Sigfreda Imara Mohon Tunggu... Aktris - mahasiswi

do good and good will come to you

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kurangnya Minat Generasi Millenial Indonesia terhadap Bidang Pertanian (Kaitannya dengan SDGs)

5 November 2019   06:33 Diperbarui: 5 November 2019   06:33 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Generasi Millenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1980-an -- 2000-an. Mereka lahir pada saat teknologi sedang berkembang pesat dan segala sesuatu sudah serba instan. Mereka tergolong generasi yang kreatif dan inovatif. Generasi inilah yang diharapkan bisa menyelamatkan dunia dari segala permasalahan yang ada saat ini. Termasuk program PBB bersama dunia, yaitu SDG (Suistanable Development Goals). Dalam program ini mencakup tujuan-tujuan yang diharapkan dapat tercapai guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.

Salah satu tujuannya, yaitu tujuan kedua, Zero Hunger (Tanpa Kelaparan). Tujuan ini diharapkan dapat tercapai agar tidak ada lagi masyarakat dunia yang kekurangan pangan dan gizi. Dengan begitu, pemerintah dunia, termasuk Indonesia sedang gencar-gencarnya menguatkan ketahanan pangan mereka. Walaupun di Indonesia belum cukup efektif, tetapi hal itu masih terus diusahakan.

Untuk menguatkan ketahanan pangan, tentunya pertanian sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya. Karena pertanian adalah sumber untuk hal tersebut. Bahkan bukan hanya untuk pangan saja, pertanian juga dibutuhkan untuk banyak hal yang menunjang kehidupan sehari-hari, seperti baju, bahan untuk bangunan, bahkan sektor indusri juga membutuhkannya.

Tetapi sering sekali sektor pertanian ini dianggap sepele oleh generasi sekarang. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, sektor pertanian bisa dijadikan mata pencaharian yang menjanjikan jika kita bisa lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkannya.

Peran Pertanian untuk Dunia

Dunia sedang gencar-gencarnya untuk meningkatkan ketahanan pangan demi kemaslahatan manusia di masa depan. Selain itu perbaikan gizi dan nutrisi masyarakat dunia juga sedang diperhatikan. Untuk mencapainya, pertanian sangat diperlukan.

Terbayang akan bagaimana dunia jika kekurangan sumber makanan dan harus saling berkompetisi untuk mendapatkannya. Bukan kemaslahatan yang terjadi, malah perpecahan. Maka dari itu, ketahanan pangan harus selalu dikembangkan agar hal itu tidak terjadi. Masalah gizi dan nutrisi pun harus diperhatikan juga.

Banyak masyarakat dunia di luar sana, bahkan di Indonesia, yang menderita sakit bahkan meninggal karena kekurangan gizi dan nutrisi. Mirisnya lagi hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang merupakan penerus bangsa. Hal tersebut juga disebabkan bahan pangan yang semakin mahal karena bahan pangan makin kesini makin sedikit/jarang.

Selain untuk bahan pangan, pertanian juga diperlukan untuk berbagai bidang pekerjaan lainnya. Misalnya saja, seperti untuk kebutuhan sandang. Baju yang kita pakai sehari-hari banyak yang terbuat dari serat-serat tanaman. Rumah untuk tempat kita berteduh pun terdapat bahan yang berasal dari bidang pertanian, seperti pintu, meja, dll. Makhluk hidup butuh ksigen untuk bernapas. Itu juga bida didapatkan dari tanaman di sektor pertanian.

Sektor Pertanian Kurang Diminati

Banyak anggapan yang sudah sangat melekat pada pertanian, seperti miskin, kotor, resiko rugi besar, terkesan tidak keren, dll. Pertanian sangat erat kaitannya dengan pedesaan yang cukup jauh dari perkotaan. Seringkali mereka mengalami rugi dari hasil pemanenan. Entah itu karena bibit yang digunakan tidak unggul, penggunaan pupuk dan peptisida yang terlalu banyak, ataupun karena organisme pengganggu tanaman yang membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak baik.

Bahkan seringkali untuk modal menggarap lahan mereka harus meminjam lahan bahkan meminjam uang kepada rentenir yang bunganya cukup besar. Belum sampai masa panen mereka harus membayar uang tersebut. Hal ini menyebabkan petani lagi-lagi rugi.

Pertanian tradisional memang erat kaitannya dengan lumpur, tanah, dan hal-hal kotor lainnya. Belum lagi harus berurusan dengan hama yang sering mengganggu tanaman dan membuat pertumbuhan menjadi kurang baik. Kerjanya pun di luar ruangan, berpanas-panasan dan pasti berkeringat.

Belum lagi jika kita tidak bisa merawatnya dengan baik, seperti penggunaan pupuk dan peptisida yang asal-asalan, pemilihan bibit yang tidak unggul, pengolahan tanah yang kurang baik, dll. Semua itu dapat membuat tanaman tumbuh dengan tidak optimal. Terkadang juga malah tidak tumbuh sama sekali. Sehingga tidak mendapatkan untung bahkan modal pun tidak dapat kembali. Mereka pun tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Kebanyakan dari generasi sekarang juga lebih memilih bekerja di bidang kesehatan maupun industri. Mereka beranggapan bahwa bidang tersebut lebih menjanjikan untuk kehidupan mereka kedepannya. Di mata mereka juga pekerjaan di bidang tersebut lebih terlihat keren tidak seperti pertanian yang kata kotor dan miskinnya masih melekat hingga sekarang.

Bahkan mahasiswa pertanian pun saat ditanya mengapa mereka memilih untuk menuntut ilmu di bidang pertanian, ada beberapa dari mereka yang menjawab "Nyari aman, yang penting keterima kuliah." dan tidak jarang juga dari mereka yang nantinya bukannya bekerja di sektor pertanian, mereka malah lebih tertarik dengan pekerjaan lain. Contohnya yang sering terjadi adalah sebagai pegawai bank. 

Pertanian Masa Kini

Pertanian modern di masa kini sudah mulai berkembang. Banyak petani modern kreatif yang berinovasi dan menghasilkan hasil yang sangat memuaskan. Bahkan petani tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-harinya tetapi juga dapat mendirikan perusahaan dan membantu banyak orang juga memberikan lapangan kerja yang dapat menampung begitu banyak pekerja. Ada pun yang bekerjasama dengan petani-petani kecil untuk menaikkan derajat kehidupan mereka.

Kini untuk menjalankannya juga mereka sudah memakai berbagai macam teknologi yang canggih dan dapat membantu pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan alat ini juga dapat menaikkan keuntungan yang didapat. Walaupun tidak secanggih alat-alat dari negara maju.

Banyak juga metode-metode baru dan sedang dalam proses perkembangan yang dapat membantu para petani dalam mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik, seperti hidroponik ataupun aeroponik. Metode ini bisa dilakukan di lingkungan yang sempit dan perawatannya juga cukup mudah, hanya saja membutuhkan alat-alat yang lebih daripada biasanya. Rekayasa genetik juga sedang dalam tahap pengembangan untuk menghasilkan bibit unggul.

Petani modern kini juga bisa lebih memahami bagaimana cara terbaik merawat tanamannya. Mereka sudah mulai ada yang terbuka dengan teknologi dan saran yang diberikan oleh para ahli yang dapat membantu mereka. Seringkali pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas dalam bidang pertanian. Bahkan juga membantu dalam pemberian modal. Jadi seharusnya kita tidak perlu terlalu khawatir lagi untuk memulai pekerjaan di bidang pertanian. Walaupun memang belum optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun