Mohon tunggu...
Astuti Nirmala
Astuti Nirmala Mohon Tunggu... -

http://astutinirmala.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sim Salabim Abrakadabra

8 Agustus 2010   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dia berlari kecil dengan kaki telanjang... menjejakkan kakinya di atas rerumputan, dedaunan, batu batu kerikil dan ranting yang menyelimuti tanah di atas padang berwarna hijau... menjatuhkan dirinya di atas angin dan melukis langit dengan kata hatinya... "sepenuhnya kusadari dengan mata terbuka dan hati yang terhampar bahwa dia datang lagi... dirobeknya halus perih sayatan yang dulu dilukis dengan kuas berdarah... menimbulkan goresan baru berwarna merah cerah bertetes berasa asam... lalu dihirupnya kenikmatan cairan kental berbau anyir... luka baru layak penghapus dahaga baginya... dialah iblisku" - ----ahh...aku tidak mau melukis langit yang ini...dia pindah---- "seperti memiliki pribadi lain dalam dirinya... menciptakan episode layaknya sutradara dan mendialogkan skenario sebagai seorang pemeran utama... dia mencaci, dan dia memprotes cacian... dia marah dan dia menghukum amarah... dia menangis dan dia mencemooh yang menangis... dia dan dia hanyalah dia sendiri... dialah gadis kecilku" ----langit yang lain perlu dilukis juga nih... dia bergeser---- "aku pikir kamu ingin mengetahuiku, aku pikir kamu ingin membacaku... kamu hanya berbicara ingin dan tidak sempat... tapi kamu tidak menyempatkan... kamu bilang kamu peduli tapi kamu lupakan... kamu rasakan kamu keluarkan kamu lega kamu lupa... kamu  sama kamu sendiri... dan dialah(baca:kamu) (bukan) milikku, jadi aku (bukan) milik kamu" ---aku ingin melemparkan kata-kataku ke lembaran langit yang tinggi...--- "dia tidak layak disalahkan ketika dia tidak merasa berurusan, dia hanya menuangkan rasa tapi tidak membagi... dia jangan dibagi karena dia tidak tau bagaimana peduli, sekali lagi jangan disalahkan karena dia tidak tahu, jangan diberitahu karena dia tidak merasa perlu.... dia (bukan) milikku... tongkat nirmala diayunkan dan simsalabim diucapkan... sihir berputar menyanyikan mantra... kamu tidak bisa menjadi hal terbaik baginya... kamu akan dishutting down sebentar lagi..." sim salabim abrakadabra ungu menjadi kelam ketika tongkat nirmala menyihir perinya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun