Gratia Tangkilisan, Hardianto Saweduling, Lovely Sasiwu, Miracle Pantow, Regina Kalibato, Syalomita wewengkang
Guys, pada bulan kemarin tepatnya pada tanggal 10 Oktober 2023 dunia merayakan Hari Kesehatan Jiwa se-dunia loh. Tema yang diangkat oleh World Ferderation for Mental Health sangat menyentuh yaitu “Mental Health is a Universal Human Right” artinya “Kesehatan Jiwa merupakan Hak Asasi Manusia Universal”
Berbicara tentang hak asasi manusia, apakah kalian pernah berpikir bagaimana kabar para Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang ada di Indonesia? Apakah mereka sudah mendapat perawatan yang tepat dan tempat tinggal yang nyaman? Atau sebaliknya, mereka malah mendapat perlakuan diskriminasi dari Masyarakat? Atau kalian salah satu pelaku diskriminatif pada ODGJ?
Fyi, Hak asasi manusia pada individu dengan gangguan jiwa adalah hak yang sama seperti yang dimiliki oleh individu lainnya. Prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia berlaku untuk semua orang, termasuk mereka yang menderita gangguan jiwa. Individu dengan gangguan jiwa mempunyai hak atas perlakuan yang layak, dan mendapat perawatan dan pengobatan medis yang tepat.
Perlu ada kesadaran yang lebih besar tentang hak asasi manusia dalam masyarakat dan dalam pelayanan kesehatan jiwa. Perlindungan hak asasi manusia pada individu dengan gangguan jiwa tidak hanya penting untuk individu itu sendiri tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil.
Maka dari itu, Penting untuk diingat bahwa tidak semua individu dengan gangguan jiwa akan menunjukkan perilaku kekerasan. Namun, risiko dapat meningkat dalam situasi tertentu, terutama jika klien mendapat perlakuan yang tidak nyaman. Gangguan jiwa dapat mencakup berbagai kondisi seperti skizofrenia, bipolar, depresi berat, dan lainnya. Beberapa kondisi ini dapat menyebabkan perubahan drastis dalam perilaku dan emosi klien.
Perilaku kekerasan yang terkait dengan individu yang memiliki gangguan jiwa adalah masalah kompleks yang memerlukan pendekatan yang hati-hati dari tenaga medis, konselor, dan anggota keluarga.
Lalu bagaimana cara mencegah Perilaku Kekerasan pada Individu dengan Gangguan Jiwa?
Pencegahan perilaku kekerasan pada individu dengan gangguan jiwa melibatkan berbagai strategi yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang aman, meredakan konflik, dan mengurangi risiko tindakan kekerasan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah perilaku kekerasan pada klien dengan gangguan jiwa:
- Pengobatan dan Terapi: Klien harus mendapat pengobatan yang konsisten dan sesuai dengan jenis gangguan jiwa klien sangat penting. Terapi perilaku kognitif dan terapi dukungan sosial dapat membantu mengelola gejala dan meredakan perasaan kecemasan atau marah.
- Kerjasama Tim: Keterlibatan tim medis, termasuk psikiater, konselor, perawat jiwa, dan pekerja sosial, dalam perawatan klien adalah kunci. Tim yang koordinasi dapat memberikan perawatan yang terkoordinasi dan terfokus.
- Evaluasi Teratur: Melakukan evaluasi kesejahteraan klien secara teratur sangat penting. Ini termasuk memantau perubahan dalam gejala gangguan jiwa, respons terhadap pengobatan, dan faktor stres yang mungkin memengaruhi klien.
- Konseling dan Dukungan Keluarga: Dukungan keluarga dan teman-teman klien adalah penting. Memberikan informasi dan dukungan kepada keluarga untuk membantu mereka memahami dan mendukung klien dapat membantu mencegah konflik dan tindakan kekerasan.
- Pemantauan Obat: Jika klien mengonsumsi obat-obatan, perawat atau dokter harus memantau penggunaan obat secara teratur dan memastikan bahwa pengobatan berjalan dengan baik. Penghentian obat atau perubahan dosis dapat memengaruhi perilaku klien.
Pencegahan perilaku kekerasan pada klien dengan gangguan jiwa memerlukan pendekatan yang holistik, yang mencakup aspek medis, psikologis, sosial, dan lingkungan. Selain itu, penting untuk meresapi pendekatan yang empatik, nonstigmatisasi, dan inklusif terhadap individu dengan gangguan jiwa.
Lantas, Sebagai Perawat Bagaimana penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita mendapati perilaku kekerasan oleh klien gangguan jiwa?