Mohon tunggu...
Syalesa Aura
Syalesa Aura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Al-Azhar

Hobi menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perselingkuhan dalam Rumah Tangga: Memahami Dinamika Psikologis di Baliknya

23 Mei 2024   15:40 Diperbarui: 23 Mei 2024   15:49 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan modern dengan arus informasi dan interaksi digital yang tiada henti, topik perselingkuhan kerap muncul di headline berita setiap harinya.

Seperti kabar mengejutkan yang datang dari pasangan selebriti Virgoun dan Inara Rusli. Inara mengungkap bukti perselingkuhan Virgoun melalui media sosial, memicu reaksi publik yang luas.

Bagaimana dinamika emosional dan psikologis di balik rumah tangga Virgoun dan Inara Rusli?

Apa itu perselingkuhan dalam hubungan rumah tangga?

Asya (2000) mendefinisikan perselingkuhan (selingkuh) didalam hubungan rumah tangga sebagai perbuatan seorang suami (istri) dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan perkawinan yang kalau diketahui pasangan sah akan dinyatakan sebagai perbuatan menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, di luar komitmen. Perselingkuhan tidak hanya merusak hubungan antara pasangan tetapi juga berdampak negatif pada kesejahteraan seluruh keluarga. Dalam banyak kasus, sebuah perselingkuhan itu selalu mengarah pada perceraian, yang dapat menambah lapisan kompleksitas dan kesulitan emosional bagi semua anggota keluarga.

Dikutip penelitian dari (Oxford Academic) mengidentifikasi bahwa berbagai penyebab perselingkuhan itu sendiri terjadi, karena ada perbedaan individual seperti orientasi seksual, sejarah kehidupan perkembangan, dan perbedaan budaya. Misalnya, seseorang dengan sejarah kehidupan yang tidak stabil atau trauma mungkin lebih rentan untuk melakukan perselingkuhan.

Kutipan dari survei yang dilakukan oleh JustDating menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia sebagai negara yang memiliki kasus perselingkuhan tertinggi yaitu sebanyak 40% (Rindi, 2022). Data mengenai banyaknya kasus perselingkuhan di Indonesia bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan, melainkan harus menjadi sebuah kekhawatiran. Perselingkuhan itu tidak terjadi tanpa alasan, tetapi ada indikasi-indikasi yang memungkinkan perselingkuhan marak untuk bisa terjadi, terutama didalam hubungan rumah tangga.

Perspektif Behaviorisme

Dalam menganalisis penyebab terjadinya perselingkuhan melalui perspektif psikologis behaviorisme kita bisa memahami, bahwa pelaku yang melakukan perselingkuhan itu karena adanya interaksi yang kompleks antara individu pelaku dengan lingkungannya. Analisis psikologis terutama dalam konsep behaviorisme menekankan bahwa perilaku perselingkuhan itu dapat diperkuat oleh penguatan baik itu positif atau negatif. Konsep dari behaviorisme itu sendiri secara simpelnya adalah sebuah perilaku yang muncul pada individu karena adanya pengalaman yang dialami dari pengaruh lingkungannya.

Contoh yang bisa diambil secara jelas itu misalnya, jika seorang individu mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang kurang dari pasangannya, namun individu ini menemukan penguatan positif tersebut dari orang lain, maka perilaku berselingkuh dapat muncul sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, dalam memahami konsep behaviorisme dalam isu perselingkuhan maka kita bisa menganalisa bahwa dinamika perselingkuhan itu tidak hanya dipicu oleh faktor internal individu tetapi juga oleh suatu respons dan pengaruh lingkungan luar yang bisa mendukung perilaku tersebut.

Dalam konteks behaviorisme, Perselingkuhan dapat dilihat sebagai hasil interaksi antara stimulus, respon, penguatan, dan hukuman seperti :

Stimulus : mungkin ada stimulus tertentu yang memicu Virgoun, bisa berupa kebutuhan akan perhatian, ketidakpuasan dalam hubungan, atau bahkan pengaruh lingkungan sosial.

Responses : tindakannya adalah perselingkuhan, respon terhadap stimulus yang dialami

Reinforcement : merasa perselingkuhan memberikan penguatan tertentu dalam bentuk emosional atau fisik.

Punishment : virgoun mendapatkan reputasi yang buruk, dampak pada karir nya, mendapat kritik dan komentar negatif.

Dampak Psikologis terhadap Perselingkuhan

Didalam dinamika perselingkuhan tidak hanya penting untuk membahas bagaimana penyebab terjadinya perselingkuhan, tetapi sangat penting juga untuk memahami bagaimana dampak sebuah perselingkuhan. Dengan menganalisis bagaimana dampak psikologis dari perselingkuhan melalui perspektif konsep behaviorisme, kita dapat mengetahui terutama bagi para korban perselingkuhan mereka akan merasakan sebuah dampak akibat penguatan negatif dari pengalaman tersebut.

Dampak psikologis yang dialami Inara Rusli kemungkinan besar seperti :

Stress dan kecemasan : ada kemungkinan Inara mengalami kecemasan yang meningkat terhadap masa depan, keuangan, dan stabilitas keluarga. Seperti pada instagram nya yang pernah ia tuliskan meminta uang dengan jumlah besar kepada virgoun untuk nafkah anak-anaknya.

Harga diri rendah : kemungkinan inara mempertanyakan nilai dirinya sendiri, merasa tidak berharga atau tidak cukup baik selama menjalani hubungan rumah tangga.

Marah dan dendam : perasaan marah ini bisa dilihat dari inara yang mengungkapkan perselingkuhan suaminya sendiri lewat instagram nya, yang mungkin juga dikarenakan rasa ingin membalas dendam perbuatan virgoun.

Masalah dengan kepercayaan : kemungkinan Inara tidak lagi bisa menumbuhkan rasa kepercayaan nya dalam hubungan rumah tangga nya apabila kembali bersama, tidak percaya dengan orang sekitar termasuk teman dan keluarga, sehingga mengambil langkah untuk berpisah.

Dampak psikologis dari sebuah perselingkuhan terutama didalam hubungan rumah tangga sangat begitu mengkhawatirkan, karena terlalu banyak dampak yang bisa dirasakan daripada kesenangan yang diharapkan. Ketika pasangan merasa komitmen mereka sudah tidak sejalan, maka komunikasi yang terbuka dan jujur sangatlah diperlukan. Karena dengan  komunikasi yang terbuka, masing-masing individu dapat mengidentifikasi masalah-masalah mendasar dalam hubungan mereka dan saling bekerja sama untuk menemukan solusi yang dapat memperkuat hubungan mereka untuk kedepannya.

Daftar Pustaka

Asya, (2000). Mendefinisikan perselingkuhan (selingkuh) sebagai perbuatan seorang suami (istri) dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/88/5/118600298_file5.pdf-

(Oxford Academic) The Oxford Handbook of Relationship Science and Couple Interventions https://academic.oup.com/edited-volume/34474/chapter-abstract/292491261?redirectedFrom=fulltext

Rindi, (2022). JustDating Survey yang dimuat dalam halaman berita Kumparan https://kumparan.com/gracelavalencia/1zySax4Utrv?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-clipboard&shareID=luhJNFDA6iPk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun