Mohon tunggu...
Abdul Syakur
Abdul Syakur Mohon Tunggu... -

"Mumpung masih sehat, banyakin ibadat dan berbuat yang manfaat.\r\nKalo udah sakit, boro-boro ibadat, bawa diri aja kagak kuat."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seutas Tambang, Sebuah Pengait, Segenggam Paku dan Serbuk

12 Februari 2015   17:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat Rasulullah bertemu dengan setan. “Mau kemana kamu, wahai makhluk terkutuk?” Tanya Rasulullah.

“Aku sedang berkeliling untuk mencari orang yang akan menghadiri majelis ilmu.” Jawab Setan.

Rasulullah bertanya: “Lalu apa yang kamu bawa itu?”

Setan: “Aku bawa seutas tambang, sebuah pengait, segenggam paku, dan segenggam serbuk.”

“Apa yang akan kamu lakukan dengan benda-benda itu?” tanya Rasulullah.

Setan menjawab, “Dengan seutas tali aku mengikat badan dan kaki orang yang mau ke majelis ilmu hingga merasa berat badan dan kaku kakinya sehingga tidak jadi pergi. Bila dia sanggup melepaskan dari jeratan itu, dan dia melangkah menuju ke majelis ilmu, maka ku gunakan pengait untuk menarik punggungnya dari belakang sehingga dia merasa malas melangkah dan kembali ke rumahnya. Bila bisa lepas juga, saat dia duduk di majelis ilmu, aku letakkan paku-paku di bawah tempat duduknya sehingga dia tidak merasa betah untuk berlama-lama dan ingin cepat pulang ke rumah. Tetapi bila dia bisa mengabaikannya, maka Aku gunakan cara yang terakhir dengan menaburkan serbuk ini pada kedua matanya yang menyebabkan kantuk pada kedua matanya. Sehingga sekalipun dia duduk di tempat itu, dia tidak akan menyimak ilmu yang disampaikan pada saa itu.”

Ada kisah unik, suatu saat si A menghadiri majelis ilmu, saat itu sang kiai mengajarkan ilmu tentang manfaat habbatussauda’ (jintan hitam). Dikatakan dalam kitab itu bahwa habbatussauda hiya dawa’ min kulli da’ (jintan hitam merupakan obat dari segala penyakit. Saat kiai menjelaskan itu, si A mendengerkan sampil terkantuk-kantuk, sehingga ucapan kiai kurang jelas didengar. Yang dia dengar dari ucapan kiai adalah hayyatussauda bukan habbatussauda. Walaupun beda huruf, tapi memiliki makna yang sangat berbeda. Habbah artinya jintan, sedangkan hayyah artinya ular. Karena si A mendengarkan hayyah¸maka dia pahamnya bahwa ular hitam adalah obat dari segala penyakit.

Saat si A pulang, dia dapati mertuanya sedang sakit panas. Dia tanya, “kenapa pak mertua?”

Mertuanya menjawab, ”aku sakit panas le.”

“Oh tenang aja pak mertua,” aku baru saja mengaji dan dapat ilmu obat dari segala penyakit.

Tanpa diperintah si A langsung pergi ke sawah mencari ular hitam (hayyahtussauda). Dia tanggap itu ular. Diseset. Lalu dibakar dan digerus jadi serbuk. Lalu dicampur dengan kopi sehingga tidak terasa rasa ularnya. Maka diberikanlah ke mertuanya yang sedang sakit panas. Sang mertua ya percaya saja sama. Tak selang beberapa lama, panasnya bukan malah turun, namun makin tinggi yang mengakibatkan sang mertua meninggal dunia.

Setelah dicek ke dokter, ternyata mertua meninggal dunia karena keracunan ular. Mendengar keterangan dokter, si A ke rumah pak kiai yang mengajar ngaji tadi. Setelah dia sampai ke rumah pak kiai, dia ceritakan semuanya. Pak kiai dengan setengah kaget, mengampil kitab yang dia ajarkan tadi.

Oooh leeh, tertulis di kitab ini habbatussauda bukan hayyatussauda.

Si A menyadari, karena memang saat dia mengaji tadi, dia terkantuk-kantuk sehingga dia tidak menyerap ilmu secara sempurna. Kesimpulannya, siapa yang mengaji sampil ngantuk, mertua bisa mati. Hahahahaha….

Ya, itulah semoga kita bisa mengampil hikmah dari semua pengalaman hidup. Kita harus mawas diri dan hati-hati, karena dengan segala daya dan upaya, setan terus menggoda dan mengganggu kita. Dari hal-hal yang remeh hingga hal yang menyebabkan kita musyrik kepada Allah SWT. Jangan sampai, kita menyesal kemudian, karena kita tidak bisa mengenali dan mengendalikan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun