Mohon tunggu...
Abdul Syakur
Abdul Syakur Mohon Tunggu... -

"Mumpung masih sehat, banyakin ibadat dan berbuat yang manfaat.\r\nKalo udah sakit, boro-boro ibadat, bawa diri aja kagak kuat."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Realistislah! Jokowi itu Presiden Kita

26 Februari 2015   05:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Demokrasi itu kan suara terbanyak. Siapapun, dari manapun, bagaimanapun, kalau memang dia meraih suara terbanyak, ya dialah yang menang. Bukan kah begitu? Yang kalah ya mesti legowo. Demokrasi bukan barang suci, dia tetap bikinan manusia yang pasti ada kelemahan dan kekurangan. Tapi karena memang sudah sepakat pake demokrasi, yang bangsa ini mesti menerima hasil dari demokrasi itu.

Nah, Mr. Jokowi itu hasil demokrasi. Walaupun menenangnya ga muthlak, tapi dia tetap meraih suara terbanyak. Jadilah dia presiden RI ke-7. Bila pilihan telah ditentukan, resiko ya ditanggung bersama. Baik oleh yang pro ataupun kontra, ya imbasnya sama. Bila Bapak Jokowi bisa mememipin dan menepati janjinya, yang pro dan kontra kebagian dua-duanya. Bila Bapak Jokowi menaikkan BBM, ya semuanya kena imbasnya. Pak Jokowi adalah pemimpin kita.

Pak Jokowi pemimpin kita. Dukung dia untuk bekerja membela dan mengembangkan bangsa ini. Beri kesempatan padanya untuk menetapi janji-janjinya ketika masa kampanye. Ketika kampanye banyak harapan yang diiming-imingi kepada rakyat dan bangsa ini. Tanpa diberi waktu dan kesempatan akan berat baginya bekerja, bekerja dan bekerja.

Tapi perlu diingat, Bapak Jokowi itu bukan dewa dan bukan pula Tuhan. Bahkan tingkatan nabi saja ga bisa. Artinya, pak Jokowi itu manusia biasa yang punya salah, kekurangan, kelemahan, dan kekhilafan. Jokowi itu seorang manusia yang tampak face-nya melas dan merakyat. Tingkah laku dan gaya bicaranya menumbuhkan harapan baru. Jokowi menang bukan hasil kerja dia sendiri. Banyak penyokong, penggerak atau bahasa politiknya relawan yang rela mengorbankan diri dengan berbagai cara agar Jokowi menang. Artinya bahwa kebijakan Jokowi tidak berdiri sendiri. Bisa-bisa pesanan dari para penyokongnya. Dan itu tidak bisa dipungkiri. Baik Jokowi atau siapapun pasti ada pendukung dan penyokongnya. Seseorang mendukung dengan mengorbankan segalanya demi kemenangan seseorang, pastinya ada udang di balik batu. Ya kata orang-orang, “tidak ada makan siang gratis.”

Dari itu, kita mesti realistis. Bila Jokowi memang bisa mengemban amanah dan menepati janji-janji serta mampu memsejahterakan dan memberi kemudahan bagi rakyatnya, siapapun orangnya, atas nama apapun dia, mesti mendukung pemerintahan Jokowi. Tetapi bila kenyataannya kepemimpinan Jokowi membuat sengsara rakyat, membebani kehidupan rakyat, beras makin mahal tak terkendali, pajak makin memberatkan rakyat kecil, koruptor makin bebas tak bisa dikontrol, hukum makin amburadul, keputusan dan kebijakan tanpa adanya regulasi atau undang-undang, ya kita juga mesti realistis di sini, kalau dibiarkan makin membuat hancurnya bangsa ini, mau tidak mau Jokowi harus diturunkan dari jabatannya sebagai presiden. Tapi itu semua hanyalah sebuah mimpi, bila kepentingan rakyat tersingkirkan dengan kepentingan pribadi dan kelompok atau golongan atau pesanan Negara lain atau ingin menyingkirkan kelompok tertentu.

Sekali lagi, realistislah! Bila memang Jokowi benar-benar bisa mensejahterakan rakyat dan itu terbukti, pertahankanlah dia sebagai presiden RI, tetapi bila sebaliknya makzulkanlah dia. Ya tentunya dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Hidup Indonesia. Indonesia bukan milik seseorang, bukan milik partai tertentu, Indonesia adalah milik rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun