Mohon tunggu...
Syakira Zia Haura
Syakira Zia Haura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi, Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Mendorong Pertumbuhan Anak di Era Globalisasi

3 Desember 2024   01:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   01:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Efektivitas teknologi dalam proses pembangunan karakter anak sangat bergantung pada bagaimana teknologi digunakan, jenis konten yang diakses, serta cara orang tua, pendidik, dan masyarakat mengarahkan anak untuk memanfaatkan teknologi tersebut. Teknologi, jika digunakan dengan bijak, dapat mendukung pembentukan karakter anak melalui berbagai cara. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai efektivitas teknologi dalam pembangunan karakter anak. Teknologi memberikan akses yang lebih luas ke berbagai sumber daya edukasi. Dengan perangkat digital seperti komputer, tablet, atau smartphone, anak-anak dapat mengakses aplikasi, video edukasi, kursus online, dan berbagai materi pembelajaran yang mengembangkan keterampilan kognitif dan sosial mereka. Misalnya, ada aplikasi yang dirancang untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, dan rasa empati melalui permainan atau cerita interaktif.

Untuk memastikan teknologi mendukung pembangunan karakter, orang tua dan pendidik harus berperan aktif dalam memberikan pengarahan kepada anak tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak. Ini termasuk pemilihan konten yang edukatif, pembatasan waktu penggunaan, serta mengajarkan nilai-nilai yang dapat diambil dari teknologi. Anak-anak perlu dibimbing untuk membedakan antara informasi yang positif dan negatif, serta cara mengelola waktu mereka agar teknologi tidak mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan positif lainnya. Secara keseluruhan, teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu proses pembangunan karakter anak jika digunakan dengan bijak dan terarah. Teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar, meningkatkan keterampilan sosial, dan membantu anak-anak memahami serta menerapkan nilai-nilai moral. Namun, pengawasan yang hati-hati dan pendampingan orang tua serta pendidik sangat penting agar anak-anak tidak terpapar dampak negatif dari penggunaan teknologi yang tidak terkontrol.

Berita Pendidikan Karakter di Sekolah di Tengah Era Digital 

Di sebuah sekolah dasar di Indonesia, semakin banyak siswa yang menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar gadget mereka, baik untuk belajar daring atau bermain game. Beberapa siswa mulai menunjukkan perilaku kurang sopan, berkurangnya rasa hormat terhadap guru, dan adanya masalah dalam komunikasi sosial mereka. Sebagai respons terhadap tantangan ini, sekolah memutuskan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter lebih mendalam dalam kurikulum mereka, yang tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada pengembangan nilai-nilai moral, sosial, dan emosional siswa.

Adapun pendekatan yang dilakukan yaitu Pendidikan Anti-Bullying dan Empati yang mengingat maraknya masalah perundungan (bullying) yang muncul di dunia maya, sekolah mengadakan pelatihan mengenai pentingnya saling menghormati dan empati. Anak-anak diberi kesempatan untuk berbicara tentang pengalaman mereka di dunia maya dan bagaimana mereka seharusnya berinteraksi dengan teman-teman mereka secara positif, baik secara langsung maupun online. Serta penggunaan teknologi secara bijak. Selain mendalami nilai-nilai karakter, sekolah juga mengajarkan siswa tentang penggunaan teknologi secara bijak. Anak-anak diberikan pemahaman mengenai bahaya kecanduan gawai, penggunaan media sosial yang aman, serta cara menjaga privasi diri mereka di dunia digital.

Upaya Pencegahan Kasus Kecanduan Teknologi pada Anak

Pencegahan kasus kecanduan teknologi pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari orang tua, pendidik, hingga masyarakat. Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah dengan membatasi waktu penggunaan perangkat teknologi. Orang tua perlu menetapkan batasan waktu yang jelas, seperti hanya boleh menggunakan perangkat elektronik selama satu hingga dua jam per hari. Pembatasan ini akan membantu anak mengatur waktu mereka dan mencegah kecanduan.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik dalam penggunaan teknologi. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa, jadi jika orang tua menggunakan perangkat dengan bijak dan tidak berlebihan, anak-anak pun akan belajar untuk mengatur penggunaan teknologi mereka. Orang tua juga harus lebih banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi langsung dengan anak, seperti bermain bersama, berbicara, atau melakukan kegiatan fisik tanpa gangguan teknologi. Ini tidak hanya mengurangi ketergantungan anak pada perangkat, tetapi juga mempererat hubungan emosional.

Untuk mencegah kecanduan, anak juga harus didorong untuk mengikuti kegiatan fisik dan sosial yang tidak melibatkan layar. Berolahraga, bermain di luar ruangan, atau berpartisipasi dalam kegiatan kreatif seperti menggambar atau membuat kerajinan tangan dapat menjadi alternatif yang menyenangkan dan bermanfaat. Hal ini juga mengajarkan anak pentingnya keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di dunia maya dan dunia nyata. Pendidikan tentang penggunaan teknologi yang bijak juga sangat penting. Orang tua perlu mengajarkan anak tentang dampak negatif dari kecanduan teknologi, baik itu dari segi kesehatan fisik seperti masalah penglihatan dan gangguan tidur, maupun kesehatan mental seperti kecemasan atau depresi akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial.

Orang tua juga sebaiknya memantau aktivitas anak di dunia maya dan menjaga komunikasi terbuka tentang apa yang mereka lakukan secara online. Selain itu, penggunaan aplikasi pengawasan atau parental control dapat membantu orang tua mengendalikan jenis konten yang dapat diakses oleh anak dan mengatur waktu layar. Dengan aplikasi ini, orang tua dapat memastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usia mereka, serta membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar. Penting juga untuk memberikan anak kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas edukatif dan kreatif yang jauh dari perangkat teknologi.

Membaca buku, mengikuti kursus atau pelatihan keterampilan baru, atau mengerjakan proyek kreatif dapat merangsang minat dan keterampilan anak tanpa ketergantungan pada teknologi. Keterlibatan orang tua dalam kehidupan anak, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam memantau penggunaan teknologi, sangat penting. Hubungan yang terbuka antara orang tua dan anak memungkinkan komunikasi yang lebih baik terkait dengan perasaan atau masalah yang mungkin mereka hadapi, termasuk kecanduan teknologi. Dengan memberikan perhatian penuh pada kebutuhan anak dan mengarahkan mereka untuk menggunakan teknologi secara sehat, orang tua dapat membantu anak menghindari kecanduan yang merugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun