Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2024: Antara Harapan, Ironi Politik, dan Tantangan Masa Depan

19 November 2023   06:04 Diperbarui: 19 November 2023   14:16 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika senja menyapa di ufuk barat, masyarakat Indonesia seringkali memandang ke depan dengan harapan besar akan adanya perubahan yang membawa kehidupan yang lebih baik. 

Pertanyaan kapan, bagaimana, dan di tangan siapa perubahan itu akan terjadi, sebagian jawabannya tertanam dalam hasil Pilpres yang menjadi sumber harap bagi banyak orang.

Pemilihan presiden (Pilpres) seharusnya menjadi tonggak awal bagi kehidupan politik yang baru, di mana pemimpin dipilih dengan suara rakyat untuk membawa perubahan positif. 

Namun, seringkali harapan tersebut bertabrakan dengan kenyataan, seperti yang diungkapkan dalam pepatah, "Tak selamanya harapan bertemu kenyataan."

Beberapa terpilih untuk memimpin justru terjerat dalam sistem yang telah menyakitkan masyarakat selama ini. 

Mereka yang diamanahkan untuk membawa perubahan positif justru menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi, melupakan janji-janji kampanye yang mereka ucapkan dengan lantang.

Foto Ilustrasi OTT KPK/sumber: tribunNews.com
Foto Ilustrasi OTT KPK/sumber: tribunNews.com

Lebih ironis lagi, ada yang berani mengembalikan modal politiknya dengan cara yang tidak etis. Lima tahun kepemimpinan dijadikan periode untuk mengembalikan "investasi" politik, bahkan sering kali berujung pada penangkapan oleh lembaga antikorupsi.

Pilpres seharusnya membuka pintu bagi pemimpin baru yang bersih dan berkomitmen pada kesejahteraan rakyat. 

Namun, kenyataannya, pintu tersebut sering kali menjadi jalan bagi mereka yang ingin memperkaya diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun