Perhelatan politik tahun 2024 memasuki tahap krusial dengan pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden. Suasana politik yang semakin memanas ini menjadi sorotan utama, dan pertanyaannya adalah apakah rakyat akan terus mengingat kriteria pemimpin yang diharapkan saat pemilihan nanti? Kehati-hatian diperlukan, sebab propaganda yang semakin intens dari pendukung masing-masing kandidat telah membingungkan banyak warga.
Tiga pasangan capres-cawapres menonjol, yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Muhammad Mahfud MD, serta Prabowo Subianto yang kemungkinan akan berpasangan dengan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketiga pasangan ini memiliki latar belakang dan rekam jejak yang beragam. Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, juga pernah menjabat Menteri Pendidikan dan Rektor Universitas Paramadina.Â
Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden, adalah Ketua Umum PKB, Wakil Ketua DPR RI, dan pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ganjar Pranowo, yang menjabat Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, juga pernah menjadi anggota DPR RI dari PDIP. Bakal cawapresnya, Muhammad Mahfud MD, dianggap sebagai individu yang paling komprehensif dalam berbagai jabatan, termasuk di legislatif, eksekutif, dan yudikatif.Â
Selain pernah menjadi menteri, Mahfud MD juga merupakan anggota DPR RI dari PKB dan pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi.
Prabowo Subianto, selaku Ketua Umum Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan dalam Kabinet Presiden Jokowi, memiliki rekam jejak yang sangat luas.Â
Sementara itu calon wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka, yang belum mencapai usia 40 tahun, baru beberapa tahun ini menjabat sebagai Walikota Solo.
Ketika kita memilih pemimpin dalam Pemilihan Presiden, penting untuk mengacu pada prestasi dan rekam jejak calon tersebut. Kita harus memeriksa perjalanan hidup, rekam jejak, dan prestasi mereka.Â
Hal ini harus menjadi pedoman kita agar kita dapat memilih dengan bijak dan memastikan pemimpin yang memenuhi kriteria yang kita inginkan, bukan sekadar membeli kucing dalam karung.Â
Memilih pemimpin adalah hak dan kewajiban warga negara, dan ini adalah proses penting dalam menjaga masa depan negara ini. Kita harus mendasarkan keputusan kita pada fakta dan pemahaman yang mendalam tentang para kandidat.Â
Dengan pemilihan yang cerdas, kita dapat berkontribusi pada kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Kita harus waspada dan kritis dalam mengamati kampanye politik dan mengevaluasi klaim-klaim yang dibuat oleh kandidat.Â
Mengutamakan integritas dan kompetensi dalam memilih pemimpin adalah langkah pertama menuju perubahan yang positif. Mari kita pastikan bahwa suara kita dalam pemilu nanti akan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
Jangan salah pilih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H