Dalam menghadapi perubahan iklim ini, kesadaran akan dampaknya telah memicu upaya serius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meminimalisasi dampak perubahan iklim.Â
Kesepakatan internasional, seperti Kesepakatan Paris, telah mencanangkan target untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius di atas level pra-industri.
Perubahan iklim adalah masalah global yang membutuhkan kolaborasi internasional. Tantangan ini berkaitan dengan transformasi energi, pengurangan emisi, konservasi sumber daya alam, dan perlindungan ekosistem.
Solusinya terletak pada kesadaran tentang pentingnya masalah ini dan upaya bersama untuk mengatasi pemanasan global.Â
Semua hal ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi juga masyarakat dan sektor swasta. Semua pihak memiliki peran penting dalam menjaga Bumi agar tetap menjadi tempat yang layak dihuni oleh generasi masa depan.
Dalam konteks ini, PT PLN (Persero) memiliki peran strategis dalam menghadapi perubahan iklim.Â
Sebagai penyedia listrik terbesar di Indonesia, PLN telah menunjukkan komitmennya untuk berinovasi demi mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia.
Seperti diketahui, selama 3,5 tahun terakhir, PLN telah melakukan transformasi yang signifikan dengan memfokuskan pada pembangunan sumber energi yang lebih hijau, berbasis energi baru terbarukan (EBT).Â
Salah satu langkah awal dalam transformasi ini adalah perancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang paling hijau dalam sejarah Indonesia, dengan peningkatan kapasitas pembangkit EBT hingga mencapai 51,6% dari total kapasitas pembangkit.
Prestasi ini telah mengukuhkan posisi PLN sebagai pelaku utama dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan.Â
PLN terus mengintegrasikan sumber energi bersih, seperti tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga hidro, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan.