Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) adalah dua figur Ketua Umum Partai yang dalam setahun belakangan ini lagi berjuang mempengaruhi rekan koalisinya agar bisa ditetapkan sebagai bakal cawapres.
Meskipun keduanya sama-sama berjuang untuk mendapatkan posisi bakal cawapres untuk kontelasi Pilpres 2024, kualitas keduanya tidak bisa dikatakan sama.
Jika dilihat dari pengalaman berpolitik, jelas Cak Imin lebih unggul dari AHY.Â
Meskipun begitu, Prabowo hingga saat ini, ternyata belum juga menentukan siapa sosok orang akan menjadi bakal cawapresnya, termasuk cak Imin yang sudah berharap-harap.
Sepertinya Prabowo harus berpikir seribu kali jika ingin menetapkan Cak Imin sebagai Cawapresnya. Mengapa?
Karena Prabowo juga tak ingin apa yang dilakukannya akan mendapat penolakan publik, khususnya Warga Nahdliyin yang selama ini dekat dengan sosok Gus Dur (Gusdurian).Â
Alasannya jelas, di mata Gusdurian, Cak Imin masih dianggap sebagai penghianat.
Seperti dilansir Kompas.com (11/8/2023), dimana keluarga Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini dengan tegas tidak akan mendukung Prabowo Subianto jika memilih Cak Imin menjadi bakal calon wakil presidennya.Â
Hal itu ditegaskan Putri Gus Dur, Yenny Wahid dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (10/8/2023) malam.
"Jika Cak Imin jadi cawapres Prabowo, ya kita bye-bye hahaha," katanya dalam acara tersebut.
Karena tak lagi ada harapan bagi Cak Imin di mata Prabowo, itulah yang akhirnya membuat Cak Imin menerima pinangan dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk disandingkan dengan bakal capresnya, Anies Baswedan.
Namun, masuknya PKB sebagai rekan koalisi Nasdem dan PKS, ternyata  melahirkan persoalan baru.Â
Partai Demokrat memilih hengkang dari koalisi pendukung Anies Baswedan.Â
Partai Demokrat menganggap Anies telah berkhianat. Upaya menjadikan AHY sebagai bakal Cawapresnya, tiba-tiba berubah dalam hitungan hari.
Lalu apa urgensinya Surya Paloh menyandingkan Cak Imin dengan Anies. Bukankah dengan meminang Cak Imin sebagai bakal Cawapres Anies, justru koalisi ini menghadapi dua kerugian sekaligus.Â
Selain kehilangnya dukungan dari Partai Demokrat, Koalisi Nasdem ini juga kehilangan dukungan dari Keluarga Gus Dur yang suaranya masih berpengaruh di kalangan Nahdliyin.
Bagaimana dong?Â
Kita lihat saja kelanjutan dari koalisi ini ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H