Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi PDIP Kalah Pasukan, Jokowi: Saya Bukan Ketum Parpol, Tak Berwenang Tentukan Capres-Cawapres!

16 Agustus 2023   15:36 Diperbarui: 16 Agustus 2023   15:58 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo, Ganjar, dan Jokowi/sumber: Aksinews.id

"Perlu saya tegaskan, saya ini bukan ketua umum partai politik, bukan juga ketua koalisi partai. Dan sesuai ketentuan undang-undang, yang menentukan capres dan cawapres itu adalah parpol dan koalisi parpol," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPD RI di kompleks Senayan, Jakarta (16/9/2023)

Demikianlah pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyinggung jika dirinya selalu dijadikan tameng sosok di balik koalisi pencapresan yang santer menjelang Pilpres 2024 ini. 

Bahkan, Jokowi juga kerap dituding sosok pengganjal pencapresan Anies Baswedan yang dilakukan Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.

"Jadi saya ingin mengatakan itu bukan wewenang saya," tambah Jokowi, seperti dikutip Kompas.com (16/8/2023).

Begitu pula halnya soal koalisi pencapresan Prabowo Subianto yang didukung empat partai koalisi di pemerintahan Jokowi, yakni Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN, tak ada kaitannya dengan cawe-cawe yang selama ini ditujukan ke Jokowi. 

Koalisi ini memang gemuk, karena sebagian besar partai pendukung Jokowi di Pemerintahan justru mendukung Prabowo, bukan merapat ke Ganjar Pranowo yang didukung PDIP. 

Pernyataan Jokowi di atas juga menjadi pembela bahwa dirinya tidak ada upaya menggembosi partai yang membesarkannya.

Lantas, siapakah capres yang didukung Jokowi? Untuk soal ini, tentu saja Jokowi tidak boleh sembarang menunjuk hidung, karena hal ini akan jadi bulan-bulanan lawan politiknya selama ini.

Ilustrasi capres/sumber: cnnindonesia.com
Ilustrasi capres/sumber: cnnindonesia.com

Sebagai rakyat, tentu saja kita harus lebih cerdas dalam menilai capres dan Cawapres yang ada. 

Jika visi dan misinya sang capres melanjutkan apa-apa yang sudah baik yang selama ini dikerjakan Jokowi, itulah yang mungkin diharapkan sebagai penerus Jokowi.

Bagaimana pun, kita semua berharap memiliki seorang calon presiden yang bukan hanya meneruskan kerja-kerja positif yang sudah dicanangkan oleh Jokowi selama dua periode, tetapi juga berani memperbaiki aspek yang belum berjalan sempurna, serta menyempurnakan yang telah berjalan baik. 

Lihatlah seorang calon presiden yang mampu menggabungkan kontinuitas dengan inovasi.

Dalam konteks ini, calon presiden yang akan "didukung Jokowi" diharapkan memiliki karakteristik yang inklusif dan visioner. 

Dia perlu memahami dengan mendalam bahwa pencapaian pembangunan selama dua periode Jokowi tidak boleh dianggap sebagai akhir dari perjalanan, melainkan sebagai dasar untuk menuju tahap yang lebih maju.

Sebagai seorang pemimpin yang komitmen untuk melanjutkan kerja-kerja Jokowi, calon presiden ini seharusnya memiliki pemahaman yang kuat tentang program-program yang telah dicanangkan, baik dalam bidang infrastruktur, kesejahteraan sosial, maupun pengembangan sumber daya manusia. Namun, dia juga harus realistis dalam mengidentifikasi area-area yang masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan.

Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah penguatan infrastruktur di daerah-daerah yang masih tertinggal.

Sementara banyak kemajuan telah dicapai dalam hal ini, masih ada daerah yang perlu dijangkau dengan lebih baik melalui pembangunan jalan, listrik, air bersih, dan layanan dasar lainnya. 

Calon presiden ini harus memiliki rencana konkret untuk memastikan bahwa setiap wilayah di Indonesia merasakan manfaat pembangunan tersebut.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akses kesehatan harus terus diperkuat. Calon presiden ini harus memiliki visi untuk menciptakan generasi muda yang terampil dan cerdas, serta masyarakat yang sehat dan produktif. Melanjutkan program pendidikan gratis dan subsidi kesehatan adalah langkah awal yang baik, tetapi juga diperlukan inovasi dalam kurikulum pendidikan yang relevan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar global.

Dalam konteks ekonomi, calon presiden ini perlu berfokus pada peningkatan produktivitas dan investasi. 

Dia harus memiliki strategi untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. 

Di samping itu, peningkatan ekonomi harus disertai dengan distribusi yang lebih adil dan kebijakan yang mengedepankan kesejahteraan rakyat.

Tidak hanya itu, calon presiden ini juga harus memiliki komitmen untuk memperbaiki sektor keuangan dan pemerintahan yang lebih transparan. 

Dia juga harus mampu memastikan pengelolaan keuangan negara yang lebih efisien, pencegahan korupsi, dan memperkuat sistem hukum yang berkeadilan. Pengawasan dan akuntabilitas yang ketat terhadap penggunaan dana publik harus menjadi prinsip yang dikedepankan.

Namun, calon presiden ini tidak hanya sekadar memperbaiki yang kurang baik, tetapi juga memiliki tekad untuk menyempurnakan hal-hal yang sudah berjalan baik. 

Kerja-kerja yang sudah berhasil selama dua periode Jokowi harus terus dijaga dan ditingkatkan. Program-program yang telah memberikan manfaat positif kepada masyarakat, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Prakerja, dan sektor pertanian yang semakin produktif, harus terus dioptimalkan. Mantap!

Prabowo, Ganjar, dan Jokowi/sumber: Aksinews.id
Prabowo, Ganjar, dan Jokowi/sumber: Aksinews.id

Dalam semua aspek ini, calon presiden yang diharapkan Jokowi adalah sosok yang memiliki pandangan jangka panjang, yang memperhatikan kepentingan nasional dan keberlanjutan pembangunan. 

Dia juga harus siap meneruskan legacy positif yang sudah ada, sambil tetap fleksibel dalam merespons perkembangan dinamika global dan perkembangan teknologi yang terus berubah.

Dalam menggagas Indonesia yang lebih baik, calon presiden ini juga harus mengedepankan partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan. 

Menyelaraskan aspirasi rakyat dengan kebijakan pemerintah akan memberikan dukungan yang kuat untuk setiap langkah pembangunan.

Jika calon presiden ini mampu menggabungkan komitmen untuk melanjutkan, memperbaiki, dan menyempurnakan, maka Indonesia dapat meraih kemajuan yang lebih besar lagi. 

Namun, yang paling penting adalah bahwa calon presiden ini harus memiliki integritas yang kuat, visi yang jelas, dan kemampuan untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

Sudah tahukah Anda, siapa Capres tersebut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun