Ada negara-negara lain yang masih menggunakan kekuatan politik dan militernya untuk menekan negara lain. Tentu saja ada kepentingan di dalamnya.
Menurut mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, seperti disampaikan di akun Instagramnya @arcandra.tahar, ada lima faktor yang diharapkan bisa menurunkan harga minyak dunia saat ini, ini tidak dihitung dengan penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
Nah, 2 dari 5 faktor yang disebutkan Acandra itu, terkait dengan sanksi yang diberikan kepada Iran dan Venezuela.Â
Setidaknya, menurut Acandra, jika sanksi yang diberlakukan selama ini kepada Iran bisa dicabut, suplai minyak dunia bisa bertambah sekitar 2.5 juta bpd atau sekitar 2.5% kebutuhan dunia.
Begitu juga jika sanksi ekonomi yang selama ini diberlakukan terhadap Venezuela bisa dicabut, terutama yang menyangkut kegiatan eksplorasi dan produksi migas, tentu dampaknya pasokan minyak dunia akan makin bertambah. Lebih-lebih, Â cadangan minyak Venezuela merupakan yang terbesar di dunia melebihi Arab Saudi.
Dari hal di atas, penulis mengambil sedikit pendapatnya, bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina adalah salah satu konflik yang ikut membuat negara-negara di dunia terancam ambruk ekonominya, mengingat sebagaian negara di dunia ini belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19. Â Alih-alih belum pulih sepenuhnya dari pandemi, sudah diserang krisis energi.
Naiknya harga minyak mentah dunia, sudah barang tentu ada negara-negara yang diuntungkan.Â
Bahkan, bukan tidak mungkin, negara-negara tersebut akan ikut memperlambat aksi perdamaian antara Rusia-Ukraina.Â
Oleh karena itu, selama ini memang ada negara-negara yang menari-nari di atas konflik Rusia-Ukraina agar cuan dari kenaikan harga minyak bisa terus dinikmati, tanpa peduli penderitaan di negara lain.
Alasannya mudah saja. Â Sanksi dunia yang tentu saja dipelopori Amerika Serikat terhadap Iran dan Venezuela, hingga saat ini sepertinya belum juga ada kata akhir.Â