Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jakarta, Memang Sudah Tak Pantas jadi Ibu Kota Negara

22 Juni 2022   23:46 Diperbarui: 23 Juni 2022   00:48 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Monas (Kompas.com/Nabilla Ramadhian)

Itulah yang penulis rasakan sebagai orang yang lebih dari 40 tahun tinggal dan menetap di Jakarta. 

Jakarta sudah tak lagi bisa dianggap kota yang menerima perbedaan, lebih-lebih soal perbedaan pandangan politik.

Konstelasi Pilkada Jakarta tahun 2017 menjadi noktah hitam yang paling menyedihkan di negeri ini. 

Pilkada yang akhirnya membuat salah satu cagubnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok harus mendekam di jeruji besi akibat ucapannya yang dituding menista agama.

Padahal, kata-kata yang ucapkan Ahok itu memang biasa diumbar oleh para politisi yang kebetulan memiliki lawan politik yang berbeda agama, khususnya nonIslam. 

Dengan kata-kata tersebut, bukan tidak mungkin bisa membuat para pemilih tidak akan berani untuk memilih pemimpinnya yang bukan beragama Islam.

Karena konstelasi politik di Jakarta ini pula, orang yang sudah meninggal pun ikut mendapat sanksi tidak disholatkan karena dianggap memilih Ahok.

Bahkan, menurut Pakar Politik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Siti Zahro Zuhro, Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 merupakan Pilkada terburuk dalam sejarah Indonesia.

"Pilkada DKI Jakarta kali ini adalah yang terburuk. Karena tidak mampu mengedepankan akal sehat. Kita ditarik ke isu-isu yang sensitif dan primordial, bukan yang substantif," kata Siti Zuhro, seperti dikutip Tirto.id (10/04/2017).

Foto Ilustrasi spanduk menolamensholatkan jenazah pemilih pemimpin nonmuslim(Tirto.id/Andrey Gromico)
Foto Ilustrasi spanduk menolamensholatkan jenazah pemilih pemimpin nonmuslim(Tirto.id/Andrey Gromico)

Politik identitas yang terjadi di Jakarta, hawa panasnya hingga saat ini belum juga bisa dipadamkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun