Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah Serikat Pekerja Jadi Senjata Politik Lawan Negara?

26 Desember 2021   15:44 Diperbarui: 26 Desember 2021   16:48 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mungkin Jokowi memecat SMI yang prestasinya begitu diakui dunia itu. 

Begitu juga dengan Nicke Widyawati. Dunia mengakui keandalannya memimpin Pertamina. Di tangan dinginnya, Pertamina kembali tercatat dalam daftar Fortune Global 500 pada 2021. Sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia, Pertamina tercatat pada peringkat 287 dengan total pendapatan US$41,47 miliar.

Bersama Ahok, Nicke mampu membawa Pertamina untung besar, sehingga bisa menyetorkan pajak dan keuntungannya bagi negara. Lebih-lebih di masa sulit seperti saat ini, dari mana lagi kalau bukan dari BUMN yang produktif.

Apa yang dilakukan FSPPB tidak lantas mendapat dukungan dari koleganya sesama serikat pekerja. 

Menurut Sekjen FSP BUMN Bersatu Tri Sasono, aksi mogok yang direncanakan FSPPB Pertamina dinilai tidak sesuai dengan semangat berorganisasi dan perjuangan serikat pekerja.

"Sebagai sesama serikat pekerja, kami menyayangkan rencana aksi mogok tersebut, karena tidak sesuai dengan tujuan berorganisasi dari serikat pekerja," kata Tri Sasono dikutip pada Minggu (26/12/2021) dikutip oleh Kompas.com.


Kekecewaan upaya FSPPB ini juga datang dari politikus Senayan. Salah satunya datang dari Anggota Komisi VI DPR-RI yang membidangi urusan BUMN, Andre Rosiade, yang menilai tuntutan FSPPByang mendesak pemberhentian Dirut Pertamina, sangat berlebihan, dan berpotensi memiliki motif politik, tidak semata-mata terkait hubungan industrial.

Bagi penulis, mogok kerja adalah hak karyawan. Ya, make nuranilah. Saat ini, masih banyak masyarakat kita yang karena pandemi mengalami pemutusan hubungan kerja, bahkan gajinya ada yang dipotong dan belium dibayar. 

Para pekerja Pertamina merupakan pekerja yang bisa dibilang memiliki gaji yang cukup lumayan jika harus dibandingkan masyarakat lain di Indonesia. 

Seharusnya mereka bersyukur dan tidak lantas kufur nikmat, lebih-lebih mengikuti imbauan pemimpin pekerja yang tidak bisa melihat kepentingan masyarakat yang lebih luas. 

Contohlah Eko Sumantri, Ketua Umum Serikat Pekerja PLN Indonesia, yang punya sikap jelas dan lebih berpihak pada kepentingan rakyat dan negara saat ada imbauan mogok kerja menyoal penolakan terhadap RUU Cipta Kerja setahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun