Secara kasatmata, rencana mogok ini tampak cukup politis. Bagaimana tidak, ujung dari aksi mogok kerja yang dikomandoi Presiden FSPPB ini adalah pemecatan Nicke Widyawati dari kursi Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Ya, bukan hanya cukup politis, tapi sangat politis. Bahkan, bisa jadi upaya ini adalah pesanan dari pihak luar yang merasa terganggu segala aktivitasnya selama ini ketika BUMN Energi terbesar ini dipimpin Nicke Widyawati.
Jika ditelusuri ke belakang, Presiden FSPPB Arie Gumilar merupakan pihak yang juga tidak menginginkan ketika nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Ya, FSPPB yang secara kebetulan diketuai Arie Gumilar ini menolak Ahok sebagai Komut Pertamina dengan alasan yang dibuat-buat.Â
Siapa sih sosok Arie Gumilar? Dialah simpatisan PA 212 yang bersama organisasi terlarang FPI memasukkan Ahok ke penjara.Â
Dengan kata lain, upayanya hari ini bisa jadi sangat sejalan dengan keinginan orang-orang yang selama ini mengkerdilkan Pertamina.Â
Semua orang tahu, masuknya Ahok ke Pertamina adalah instruksi Jokowi agar di tangan Ahok, tangan-tangan mafia migas yang selama ini merecoki kerja Pertamina bisa segera diamputasi, sehingga Pertamina benar-benar bisa memberikan sebanyak-banyaknya keuntungan bagi bangsa dan negara.Â
Jadi, jelas siapa yang berpihak dan menentang pada negara ini.
Bagi penulis, upaya pencopotan Nicke Widyawati tak bedanya dengan upaya segelintir politikus di MPR yang meminta Presiden Jokowi agar memberhentikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI).Â