Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wacana Presiden Tiga Periode, Cuma 'Prank' buat Jokowi atau Memang Ada yang Ditakuti?

16 Maret 2021   13:32 Diperbarui: 16 Maret 2021   15:27 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu belakangan ini, kita disuguhkan banyak pemberitaan dan juga wacana yang berkembang mengenai usulan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kepemimpinnanya hingga tiga periode. 

Tentu saja wacana ini begitu menggelitik banyak orang. Mereka yang selama ini berada di barisan pendukung Jokowi tentu saja "berharap" wacana ini bisa terealisasi. 

Sebaliknya, mereka yang  selama dua periode ini memilih tidak mendukung Jokowi, melakukan penolakan sekeras-kerasnya. Bahkan, Haikal Hassan sosok yang dikenal dekat dengan eks ormas Front Pembela Islam (FPI), melalui akun twitternya  menyindir dengan menyebutkan Pak Jokowi sebaiknya jadi presiden seumur hidup saja.

Bukan hanya Haikal Hassan, Mantan Ketua MPR RI, yang juga Penasehat DPP Persaudaraan Alumni 212, Amien Rais bahkan sampai menuding adanya skenario Jokowi 3 Periode. 

Tudingan pendiri Partai Ummat yang juga mantan politisi PAN ini disampaikannya melalui channel YouTube. 

Lebih lanjut, kata Amien Rais, skenario masa jabatan tiga periode presiden itu akan diusulkan dalam sidang istimewa. 

Lebih jauh, dalam video ini Amien Rais juga menyinggung pemerintahan Jokowi ingin menguasai lembaga tinggi. Waduh, Mbah!


Apa-apa yang disampaikan, baik oleh Haikal Hassan maupun Amien Rais, dan juga tokoh-tokoh lainnya mengenai kemungkinan adanya skenario jabatan jabatan 3 periode untuk Jokowi, sudah dibantah oleh Presiden Jokowi sendiri. 

Jokowi mengacu pada undang-undang Dasar 1945 yang mengatur masa jabatan presiden selama dua periode, dan tentunya menurut Jokowi, itu harus dipatuhi.

"Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama," tuturnya, seperti dikutip FIN.co.id (16/3/2021).

Jika kita mau mencermati, wacana Jokowi Tiga Periode ini, seperti pernah juga terjadi di masa Presiden Soeharto. 

Saat itu, angin perpolitikan di sekitaran Parlemen di bawah komando Harmoko meminta Soeharto untuk dipilih kembali sebagai presiden untuk periode 1998-2003 dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998. 

Apa yang terjadi di Parlemen agaknya bertolak belakang dengan apa yang ada di masyarakat. Saat itu, rakyat sudah tidak lagi menghendaki Soeharto menjadi presiden untuk ke tujuh kalinya. Akhirnya, peristiwa yang tidak diinginkan pun terjadi yang dikenal dengan  peristiwa kerusuhan 1998, yang ekalasinya begitu mengkhawatirkan. Soeharto pun akhirnya mengundurkan diri.

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED).
Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Kompas/Eddy Hasby (ED).

Sudah barang tentu, kita semua tak mau apa yang terjadi di tahun 1998 akan kembali terjadi saat ini. Meskipun yang terjadi dahulu semata aspirasi elite.

 Wacana Jokowi Tiga Periode ibarat 'prank' yang tak perlu ditanggapi serius, bahkan diamini. 

Karena boleh jadi wacana itu ibarat manisnya gula, yang menggoda kita untuk menikmatinya, namun akibat dari gula itu ternyata sangat membahayakan. Atau dengan kata lain, ada upaya-upaya untuk mencari kelemahan Jokowi yang sampai hari ini belum ditemukan, sehingga diberikan satu periode lagi.

Penolakan Jokowi terhadap wacana dirinya untuk melanjutkan kepemimpinanya hingga periode ketiga, sebenarnya sudah disampaikan Jokowi jauh-jauh hari, sebelum berkembang saat ini. Penolakan ini ibarat pembelajaran bagi para pemimpin di Indonesia, sekaligus bisa menyehatkan iklim demokrasi di tanah air.

Bagi Jokowi, usulan tiga periode itu seperti hendak mendorong dirinya agar jatuh tersungkur. Jika itu yang terjadi, maka apa-apa yang telah dibangunnya selama dua periode akan sia-sia belaka.

"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," ucap Jokowi, seperti dikutip Detik.com (14/3/2021).

Nah, Pak Jokowi sudah menegaskan bahwa dirinya menolak untuk melanjutkan kepemimpinanya hingga periode ketiga. Jadi, jangan ada provokasi lagi. 

Atau memang wacana ini begitu menakutkan sebagian orang yang selama ini "gerah" terhadap kepemimpinan Jokowi?

Pengalaman Presiden Sukarno dan juga Presiden Soeharto bisa dijadikan pelajaran berharga, jangan karena sudah berkuasa ingin rasanya terus berkuasa. Jokowi ingin membuat demokrasi di Indonesia bisa semakin baik.

Karena bisa jadi, mereka yang saat ini berada di dalam kekusaan juga ingin merasakan bisa duduk di kursi yang selama ini diduduki Jokowi, lebih-lebih yang ada di luar Pemerintahan.

Bagaimana, Pak Amien?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun