Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Panik, jika Tak Mau Tercekik!

17 April 2020   00:50 Diperbarui: 17 April 2020   01:40 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panik akibat Corona/ sumber: Instagram.com/jokowi

Kata orang, kiamat sudah dekat, dan tanda-tandanya sudah terlihat. Mulai dari seringnya bencana alam, seperti gempa, letusan gunung, banjir di setiap musim hujan, dan juga tsunami. 

Atau gejolak di Timur Tengah yang tak pernah kunjung usai. Bahkan, mewabahnya virus Corona (Covid-19) dari Wuhan, China, serangannya yang begitu masif ke seluruh dunia, juga dianggap oleh sebagian orang sebagai tanda-tanda kiamat sudah dekat.

Alasan orang, karena wabah tersebut, Kerajaan Arab Saudi akhirnya menghentikan sementara aktivitas ibadah umrah (bisa jadi Haji tahun ini juga ikut dibatalkan), sehingga aktivitas thawaf atau berputar mengelilingi Kabah juga ikut terhenti. Artinya, hal ini juga akan menghentikan perputaran bumi, karena Kabah dianggap sebagai sumbu bumi.

Entahlah apalagi pendapat orang. Bikin pusing saja!

Padahal, apa yang sekarang ini terjadi, sebenarnya juga pernah terjadi di masa-masa lalu. 

Ya, termasuk juga penghentian ibadah umrah dan juga haji di Arab Saudi. Oleh karena itu, benar kata orang, ketidaktahuan dan ketidakmengertian, biasanya akan cenderung membuat seseorang menjadi panik. 

Jika sudah panik, apa-apa yang dilakukan orang, bukan hanya menyulitkan dirinya sendiri, melainkan juga akan membuat banyak orang menjadi susah. Panik membuat orang tak lagi bernalar.

Nah, dimana posisi kita seharusnya?

Hal yang mungkin pasti, ketika kita bisa keluar dari sebuah persoalan yang melilit, sebenarnya itulah cara Tuhan menunjukkan bahwa hidup kita masih akan panjang. Dan, bangsa kita sudah pernah melalui semua kesulitan itu. Jadi, kita akan bisa menghadapinya!

Namun, jika kita tak mau berjuang untuk menghadapi kesulitan, itu sama artinya kita sendirilah yang membuat kiamat itu datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun