Siapa tak kenal nama Jan Ethes? Dialah cucu pertama Presiden Joko Widodo, yang juga putra pertama pasangan Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda. Melalui laman websitenya JanEthes.com, kedua orang tua milenial ini memberikan tips atau kiat mengajarkan anak untuk bisa menerima kekalahan.Â
Jika kita tengok hasil pemilihan presiden (Pilpres), kita melihat kenyataannya bahwa Prabowo Subianto tidak menerima hasil yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memenangkan pasangan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. Bahkan, kubu Prabowo-Sandi cenderung mengatakan bahwa adanya kecurangan dari pihak lawan.Â
Seperti diketahui, klaim kecurangan ini juga pernah dilontarkan Prabowo di Pilpres 2014 lalu ketika Prabowo dan Jokowi sama-sama baru berkompetisi di Pilpres.
Oleh karena itu, laman web yang menggunakan nama Jan Ethes ini, bisa juga dijadikan tips bagi setiap orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya bisa menerima kekalahan dalam sebuah kompetisi.
Inilah beberapa hal yang harus diajarkan orang tua kepada anak.
- Memahami hakikat kompetisi. Seorang anak yang sudah bisa diajak berkomunikasi, harus diberi pemahaman tentang hakikat sebuah kompetisi. Ada saatnya menang, ada saatnya kalah. Kekalahan, sebagaimana kemenangan adalah hal biasa dalam kompetisi.
- Tidak suka mencari alasan. Ketika anak sudah memahami hakikat kompetisi, saat mengalami kekalahan dia harus dibimbing untuk bersabar, daripada mencari alasan demi menonjolkan ego.
- Tidak gampang menyalahkan pihak lain. Bimbing anak untuk tidak gemar menyalahkan hal-hal di luar dirinya saat mengalami kekalahan. Kalah ya kalah. Tidak perlu menyalahkan cuaca, situasi, apalagi wasit.
- Kalah bukan akhir segalanya. Berikan pemahaman kepada anak, Â bahwa kekalahan adalah bagian dari proses kehidupan. Kekalahan bukan akhir segalanya.Â
- Belajar dari kesalahan. Bimbing anak untuk menjadikan kekalahan sebagai bahan introspeksi diri. Buat daftar kesalahan yang mungkin dilakukan sehingga membuatnya kalah dalam kompetisi.
- Menghargai panitia dan lawan. Hasil apapun yang diraih, anak harus diajarkan untuk menghargai penyelenggara dan lawannya dalam kompetisi. Tetap menyalami dan tersenyum kepada mereka. Ini adalah sikap yang terpuji.Â
- Gembira melihat orang lain senang. Bangun mindset untuk ikut bergembira menyaksikan orang lain senang. Jadi ketika anak kalah, dia tidak akan terlalu terpuruk. Karena melihat orang lain senang juga merupakan kegembiraan baginya.
- Berusaha melakukan yang terbaik. Anak mesti digembleng untuk selalu berusaha dan melakukan yang terbaik. Soal hasil, itu belakangan. Apapun hasilnya, sepanjang dia telah berusaha melakukan yang terbaik, maka dia adalah pemenang sejati.
- Dukung anak apapun kondisinya
Selain itu, orang tua pun harus selalu mengatakan kepada anak untuk tidak khawatir dengan hasil, sepanjang prosesnya sudah benar. Karena apapun yang terjadi, kita sebagai orang tua, dan juga keluarga besar, serta teman-teman yang selalu ada di sampingnya.
Salam dan terima kasih!
sumber: JanEthes.com (24/5/2019): "Mendidik Anak untuk Belajar Menerima Kekalahan"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H