Termasuk penulis sendiri, yang seakan merasa ragu terhadap Jokowi yang memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya. Dalam pandangan penulis atau mungkin juga teman-teman lain, KH Ma'ruf Amin sudah cukup uzur.Â
Dengan usia yang 76 tahun, penulis menilai bahwa KH Ma'ruf Amin akan mengalami banyak kesulitan ketika berdebat dengan Sandiaga Uno yang belum genap berusia 50 tahun.Â
Namun, kenyataannya di luar perkiraan. KH Ma'ruf Amin mampu berdebat dengan cukup baik, bahkan melebihi ekspektasi penulis selama ini.
Dari debat inilah, keraguan yang selama ini ada bisa sedikit demi sedikit hilang. Dan, keyakinan pun semakin kuat bahwa KH Ma'ruf Amin bisa bekerja dengan baik bersama Jokowi, apabila keduanya terpilih kelak.
Penulis justru merasa kurang yakin terhadap pasangan nomor urut 02, dimana cawapresnya seakan tampak lebih dominan. Sehingga di kemudian hari akan muncul dua matahari kembar yang membuat perjalanan pemerintahan justru semakin tidak efektif.
Akhirnya, penulis ingin sedikit bertanya, masihkan debat ke-4 ini berpengaruh menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi? Atau justru debat ini makin memperkuat Jokowi-Ma'ruf.
Terlepas dari debat pilpres, kita semua harus melihat dari realitas yang ada. Siapa yang sudah membuktikannya secara nyata, apa-apa yang dikerjakannya untuk rakyat, dan siapa pula yang baru sebatas kata-kata.Â
Debat memang penting, namun yang lebih penting dari semuanya adalah rekam jejak. Karena rekam jejak atau track record-lah yang bisa dijadikan ukuran mampu-tidaknya pasangan calon menjalankan Pemerintahan dengan baik dan efektif, tanpa harus belajar dahulu.Â
Selain itu, memilih pemimpin berdasarkan rekam jejaknya, jauh lebih penting daripada sekadar program yang baru sebatas kata-kata. Melalui rekam jejak pula, kita bisa mengetahui watak dan cara kepemimpinan seseorang, yang kesemuanya itu akan memberikan pengaruh yang besar bagi kepemimpinan dan rakyat yang dipimpinnya.
Bagaimana, Bro 'n Sis?