Kurang dari sebulan menjelang hari pencoblosan, lembaga-lembaga survei disibukkan dengan merilis hasil survei teranyarnya yang menyangkut elektabilitas capres, tidak terkecuali dengan apa yang dilakukan Litbang Kompas, lembaga penelitian dan pengembangan yang berada di bawah  nama besar Harian Kompas, surat kabar terbesar di Indonesia.
Dari berbagai rilis lembaga survei, capres petahana, Joko Widodo (Jokowi) masih unggul dari Prabowo Subianto, tentu saja dengan selisih elektabilitas yang cukup bervariasi. Jokowi-Ma'ruf masih menempati posisi di atas 50%.
Namun, hal yang dianggap mengejutkan justru datang dari survei yang dirilis Litbang Kompas. Dianggap mengejutkan, karena hasilnya yang begitu berbeda  dengan lembaga-lembaga lainnya. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di bawah 50%.
Seperti diketahui, survei Litbang Kompas ini digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019, yang melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf Amin 49,2% dan Prabowo-Sandi 37,4%, sedangkan 13,4% masih rahasia.
Meskipun elektabilitas Jokowi masih di atas Prabowo, selisih keduanya begitu tipis, ada di kisaran 11,8%. Â Dengan kata lain, hasil survei Litbang Kompas ini, menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menurun, sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi mengalami kenaikan, dari survei sebelumnya.
Tentu saja, hasil survei Litbang Kompas ini menimbulkan kecurigaan. Hasil survei ini dianggap mendukung Prabowo Subianto. Mengkinkah Kompas berpolitik?
Kecurigaan ini bisa muncul lantaran adanya hubungan yang dekat antara Rachmat Pambudy dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Rachmat Pambudy sendiri adalah suami dari Pemimpin Redaksi Harian Kompas Ninuk Pambudy.
Pihak Litbang Kompas pun membantah jika hasil survei lembaganya tidak kredibel karena adanya faktor kedekatan salah seorang jajaran redaksinya dengan Prabowo. Seperti yang dikatakan Toto Suryaningtyas, Peneliti Litbang Kompas, dirinya menegaskan surveinya akurat.
"Menurut kami, masih cukup akurat. Sebetulnya kami kaget. Tapi sebetulnya angka kami masih di batas margin of error lembaga survei yang lain," ujar Toto dalam diskusi bertajuk 'Analisis Hasil Survei: Mengapa Bisa Beda?' di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (26/3/2019).