Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Catatan untuk "Undecided Voter" atau "Swing Voter": Indonesia Maju Segera Terwujud, Jangan Disia-siakan!

26 Maret 2019   01:24 Diperbarui: 26 Maret 2019   01:43 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infografis Debat Cawapres/sumber:Twitter.com/IslamJagaNKRI

Tepat di tanggal 17 April 2019 nanti, negeri kita tercinta ini akan memasuki sejarah baru, yaitu pemilihan umum serentak, mulai dari pemilihan anggota legislatif pusat dan daerah, pemilihan anggota DPD, dan juga pemilihan presiden. Inilah pesta demokrasi untuk menentukan nasib bangsa kita lima tahun ke depan.


Oleh Karena itu, kita semua wajib menyukseskannya, yaitu dengan memberikan hak pilih kita, termasuk Anda sendiri jika saat ini masih bingung hendak memilih siapa. Bisa jadi, Anda masuk dalam kategori Undecided Voter atau Swing Voter.

Sebenarnya tak ada yang sulit bagi Anda untuk menentukan siapa yang akan dipilih 17 April nanti, khususnya  pemilihan presiden dan wakil presiden.
Memang tidak sulit, karena hanya ada dua pasang calon, yaitu pasangan nomor urut 01  Joko Widodo  dan KH Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf). Sedangkan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Pelajari Rekam Jejak Capres dan Cawapres

Mulailah mencari informasi terpercaya dari kedua pasang calon tersebut, pelajari rekam jejaknya, kesungguhannya dalam mensejahterakan rakyat. Itulah yang terpenting agar Anda juga tidak salah dalam menentukan pilihan. Dan yang pasti, jangan percaya hoax atau berita bohong yang banyak beredar, khususnya di media sosial.

Saya yakin, setidaknya Anda sudah mengetahui dua pasang  capres dan cawapres, baik  Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo dan Sandi.  Kedua pasangan tersebut bersaing untuk memimpin negeri ini lima tahun kedepan, dengan program-program yang tentu saja terdengar manis.

Pasangan nomor urut 01, adalah pasangan inkumben, yang sudah memiliki  pengalaman memimpin negeri sebesar Indonesia ini. Bahkan, sebelum menjadi Presiden, Jokowi pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta, dan juga Walikota Solo.

Kita semua sepakat,  membangun Indonesia, bukanlah seperti membalikkan telapak tangan. Membolak-balikan telapak tangan adalah hal mudah, bahkan tanpa membuka mata sedikit pun, kita bisa melakukannya. Namun, membangun Indonesia, yang memiliki 17.504 pulau dengan total luas wilayah darat hingga 1.919.000 km2, bukanlah hal yang mudah. Bukan pula hal yang bisa diselesaikan dalam sekali periode pemerintahan.

Bagi penulis  yang terlahir di masa Pemerintahan Orde Baru, tentu saja mengetahui bagaimana Pak Harto membangun Indonesia, yang  butuh waktu lebih dari  30 tahun. Bahkan, itu pun belum bisa mewujudkan apa yang menjadi cita-cita kemerdekan, mensejahterakan kehidupan bangsa.

Penulis meyakini, pembangunan adalah proses yang tak mengenal kata selesai, karena bangsa ini akan terus lahir dan melahirkan generasi baru, yang tentu saja akan terus membangun negeri ini sampai kapan pun. Contohnya, selama 4,5 tahun ini,  Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK), sudah meletakkan dasar-dasar yang kokoh melalui pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan di seluruh Tanah Air.

Infografis Debat Cawapres/sumber:Twitter.com/IslamJagaNKRI
Infografis Debat Cawapres/sumber:Twitter.com/IslamJagaNKRI

Pemerintahan Jokowi-JK, tidak hanya fokus membangun semua itu di Pulau Jawa, melainkan juga di wilayah lain di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke Bagian Terluar dari negeri ini, yang selama ini tidak begitu diperhatikan. Itulah visi membangun yang Indonesia Sentris, bukan lagi Jawa Sentris.

Setelah infrastruktur, pembangunan sumberdaya manusia (SDM) adalah sebuah keniscayaan. Bagaimana tidak? Inilah pembangunan berkesinambungan yang coba digagas Jokowi-Maruf untuk lima tahun kedepan.

Apa yang akan dilakukan Jokowi-Ma'ruf untuk lima tahun mendatang, merupakan upaya melanjutkan apa-apa yang telah dirintis Jokowi-JK. Dengan demikian, kita tak perlu lagi membangun dari awal. Kesinambungan Jokowi di periode pertama menjadi sebuah kewajiban kita untuk melanjutkan apa-apa yang sudah dikerjakan.

Setelah Soeharto lengser, Indonesia memasuki masa reformasi. Dan, pembangunan mulai dibangkitkan kembali. Dan, akhirnya di masa Jokowi-JK, Pemerintah  menggenjot melalui pembangunan infrastruktur, seperti jalan-jalan baru,waduk-waduk untuk pembukaan sawah baru, pembangunan kawasan industri baru, bandar-bandar udara, dan masih banyak lagi lainnya.

Pembangunan adalah sebuah keniscayaan. Pembangunan SDM ini bukanlah baru akan dimulai di periode kedua apabila Jokowi kembali terpilih. Apa-apa yang dilakukan  Jokowi di periode pertama juga sudah terbiasa kita rasakan. Bagaimana tidak, ketika  menjadi Gubernur DKI Jakarta, masyarakat DKI dikenalkan dengan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS), keduanya jelas untuk meningkatkan kualitas SDM kita.

Seperti halnya Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Ace Hasan Syadzily, penulis juga meyakini bahwa suara undecided voter atau swing voter lebih berpotensi merapat di petahana, mengingat petahana sudah memberikan bukti. 

Foto para pelajar di sekolah/sumber: Arah.com
Foto para pelajar di sekolah/sumber: Arah.com
Tahukah Anda? Diperkirakan negeri kita ini akan menikmati  yang namanya bonus demografi pada tahun 2020 hingga 2035. Sudah barang tentu akan menjadi  suatu kebanggaan bagi negara apabila dapat memanfaatkan bonus demografi itu dengan sebaik-baiknya. 

Seperti diketahui, bonus demografi ini jarang terjadi di suatu negara. Bonus demografi merupakan keadaan di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk nonproduktif (usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

Oleh karena itu, pemerintah Jokowi-JK sedang berupaya keras untuk dapat memanfaatkan bonus demografi dengan baik. Tentu saja,  bonus demografi dapat dimanfaatkan secara optimal melalui peningkatan kualitas pada generasi muda, yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui akses pendidikan yang meluas, merata, dan juga berkeadilan. Itulah yang membuat visi dan misi Jokowi-Ma'ruf yang lebih fokus pada pembangunan dan peningkatan SDM.

Intinya, pembangunan SDM yang menjadi visi dan misi Jokowi-Ma'ruf kan terlaksana apabila mereka berdua mendapatkan kepercayaan rakyat. Karena itu, jangan sia-siakan hak pilih Anda, Sahabat!


sumber:

Detik.com (14/11/2018): "Bonus Demografi dan Pemerataan Pendidikan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun