Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Memilih Tidak Golput sebagai Wujud Rasa Syukur!

22 Maret 2019   08:45 Diperbarui: 22 Maret 2019   09:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai umat beragama, sejak kecil kita sudah diajarkan bagaimana bersyukur. Mulai dari mengucapkan 'terima kasih' bila diberi atau menerima sesuatu, hingga menjalankan amanat yang dipercayakan kepada kita. 

Rasa syukur itu harus tetap kita ungkapkan sekecil apa pun yang kita dapatkan. Bagaimana Tuhan akan memberikan rezeki yang lebih besar, apabila rezeki yang sedikit saja tidak disyukuri.

Dalam kaitannya dengan hajatan politik di Tanah Air, kita pun dituntut untuk menunjukkan rasa syukur kita dengan apa yang kita dapatkan selama ini.

Pembangunan yang berjalan selama ini, tentu saja membutuhkan rasa syukur kita untuk memastikan pembangunan itu tidak terhenti begitu saja. Kita pun patut menjaga apa-apa yang sudah ada, sehingga negeri ini kedepannya semakin baik.

Sebagai warga negara, kita patut menyukseskan hajatan Pilpres dan Pileg 2019, yaitu dengan memilih mereka yang memiliki rekam jejak yang baik untuk mengelola negeri ini. 

Kita jangan lantas apatis dan memilih golput, lantaran sosok yang akan dipilih tak sesempurna apa yang kita bayangkan. Yang kita pilih bukanlah kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Memilih untuk tidak golput adalah bagian dari rasa syukur kita kepada-Nya. 

Apa Makna Syukur?

Secara bahasa, syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut. Dalam bahasa Indonesia, bersyukur sama artinya dengan berterima kasih.

Dalam agama Islam, istilah syukur, sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun