Dialah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang di Pilpres 2019 ini mendukung pencalonan kembali Joko Widodo (Jokowi)., meskipun di Pilpres 2014 lalu PPP lebih mendukung pasangan Prabowo-Hatta yang menjadi rival Jokowi-JK.
Membandingkan antara Rasulullah SAW, Sukarno, dan Jokowi adalah sesuatu yang bukan pada tempatnya. Ketiganya jelas tidak bisa disamakan satu sama lain.Â
Apalagi Rasulullah SAW, dimana Nabi Muhammad SAW merupakan manusia sempurna yang diturunkan Allah SWT ke muka bumi ini, sebagai contoh tauladan umat manusia. Artinya, ketika manusia biasa seperti kita ini mencoba untuk mencontoh Rasulullah SAW, maka kita tidak akan bisa mencontoh Nabi secara sempurna, karena tetap saja masih ada kekurangannya.
Tidak ada yang meragukan kedekatan Romy dengan Jokowi. Namun, seperti diketahui, kedekatan itu tidak lain kedekatan antara seorang pimpinan partai koalisi dengan capres yang didukungnya. Dengan kata lain, apabila Romy kemudian terjerat operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), maka Jokowi  sebagai Presiden tidak bisa melakukan intervensi hukum kepada KPK.Â
Hal ini juga yang tidak dilakukan Jokowi kepada mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Menteri Sosial Idrus Marham, termasuk juga kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau yang sekarang dipanggil BTP. Untuk kasus yang mendera Romy, Jokowi mengajak kita semua menghormati proses hukum di KPK.
Apa yang dilakukan Romy sehingga dicokok KPK, merupakan tindakan Romy sebagai pribadi, itu pun terlepas pula dari urusan partai. Bahkan, tidak ada kaitannya dengan pemilu presiden, karena menurut KPK sendiri, Romy sudah lama diendusnya.
Ya, urusan pribadi, seperti halnya seseorang yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaannya untuk keuntungan dirinya sendiri. Dan, untuk soal yang satu ini, komitmen Jokowi jelas, korupsi adalah musuh negara yang harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Jadi, jangan main-main, siapa pun Anda!
Seperti yang dikatakan Jokowi di Hari Antikorupsi Sedunia yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi, di Jakarta, Selasa (4/11/2018).
"Keberhasilan bangsa yang anti-korupsi tidak diukur dari seberapa banyak orang yang ditangkap dan dipenjarakan. Tetapi, diukur dari ketiadaan orang yang menjalankan tindak pidana korupsi," tegas Jokowi!
Menurut Jokowi, Pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi. Misalnya, dengan penyediaan layanan berbasis elektronik seperti e-tilang, e-samsat hingga e-budgeting, dan e-planning.Â