Tak bisa dipungkiri, istilah unicorn memang masih asing bagi sebagian orang, bahkan orang itu termasuk Prabowo Subianto sendiri. Lantas, jika istilah unicorn saja belum bisa dipahami, bagaimana calon pemimpin ini bisa menggerakan rakyatnya  menghadapi revolusi industri 4.0. Entahlah?
Sekadar untuk diketahui, Unicorn adalah sebutan atau istilah bagi startup dengan nilai valuasi di atas USD 1 miliar. Istilah unicorn ini pertama kali diperkenalkan oleh Cofounder of Cowboy Ventures, Aileen Lee di tahun 2013.
Pemilihan nama unicorn sendiri mengacu pada hewan mistik yang dianggap merepresentasikan langkanya sebuah startup yang mampu berkembang hingga senilai USD 1 miliar. Jika dikonversi ke Rupiah, nilainya kira-kira sekitar Rp1,5 triliun.
Selain unicorn, tentu saja ada istilah lainnya, yaitu  decacorn yang merujuk pada startup dengan nilai valuasi lebih dari USD10 miliar. Selain itu,  ada hectocorn, sebutan untuk perusahaan startup dengan nilai valuasi lebih dari USD 100 miliar.
Meskipun nilainya lebih kecil dari decacorn dan hectocorn, keberadaan unicorn di Indonesia, bisa dikatakan begitu penting dan besar manfaatnya.
Faktanya, 4 unicorn yang ada di Indonesia, yaitu Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan juga Bukalapak telah menciptakan kesempatan kerja dan juga membantu usaha kecil dan menengah (UMKM).
Go-Jek misalnya telah membuka lapangan pekerjaan driver. Saat ini saja, jumlah driver Go-Jek sudah mencapai 1 juta orang. Begitu pula Tokopedia dan Bukalapak yang merupakan marketplace yang melahirkan para pebisnis online baru. Selain itu, Traveloka juga ikut mengembangkan bisnis pariwisata di tanah air.
Di awal tahun 2019, Go-Jek terhitung sudah mengumpulkan USD920 juta atau setara dengan Rp13,6 triliun untuk kurs saat itu. Dana tersebut berhasil dikumpulkan dari tiga pemodal asing, yakni Google, JD.com dan Tencent. Bisa jadi, Gojeklahyang petam menyandang gelar Decacorn.
Empat unicorn yang kita miliki ini memang memiliki daya tarik dari sisi bisnis untuk jangka panjang. Hal inilah yang membuat masuknya investor luar negeri yang menyuntikkan dana segar hingga triliunan rupiah
Tokopedia, misalnya, mendapatkan suntikan 1,1 miliar dollar AS atau setara Rp 16 triliun pada Desember 2018. Dana itu berasal dari SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.