Jika kita mau jujur, di dalam tubuh PDI Perjuangan, tak sedikit kader-kader yang sudah matang secara ideologi. Namun, untuk tetap menjaga keutuhan yang ada, sepertinya untuk bisa memimpin PDI Perjuangan, tidak hanya dibutuhkan kematangan ideologi, tapi juga lebih dari itu.
Jika merujuk apa yang pernah dikatakan mantan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, yang mengatakan bahwa selama partai ini masih hidup, selama itu pula PDI Perjuangan tidak boleh dilepaskan dari trah Presiden Indonesia pertama Sukarno.
Seperti yang sudah kita ketahui, Megawati bukan sekadar anak biologis Bung Karno.Megawati juga anak ideologis sang proklamator.
Selain itu, pengalaman hidup di masa Pemerintahan Orde Baru (Orba) adalah sesuatu yang penting. Bukanlah hal yang mudah bagi anak-anak Sukarno dalam menjalani kehidupan pribadi dan politiknya di masa Orba. Apalagi, hidup di negara yang dipimpin oleh seseorang yang dianggap telah 'menjatuhkan' kekuasaan orangtuanya.
Tempaan hidup itulah yang membuat kematangan ideologi dan politik Megawati semakin tajam dan juga terasah.
PDI Perjuangan tidak sama dengan partai lain. Ideologi partainya tetap Pancasila, nasionalisme Indonesia, bukan transnasionalisme.
Bahkan, PDI Perjuangan sudah menetapkan diri sebagai partai ideologis. Karena itu, partai ini akan kehilangan marwahnya seandainya dipimpin oleh seseorang yang tak memiliki 'darah' Sukarno.
Sejarah sudah membuktikan semua itu. Merdeka!
***Â
sumber:
Tempo.co (21/09/2014): "Ketua Umum PDIP Hanya untuk Trah Sukarno"