Bahkan, Sandiaga Uno seakan-akan tidak menerima ketika Prabowo mengalihkan pertanyaan soal Partai Gerindra ke Sandi.Â
Hal inilah yang mengagetkan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, karena Sandi yang mengaku bukan lagi kader Gerindra.
Apapun alasannya, sebagai cawapres Prabowo, semestinya Sandi bisa memberikan jawaban yang diminta capresnya itu. Bukan menolak atau bahkan mengembalikan pertanyaan itu kepada Prabowo.Â
Belum lagi ketika perkataan Prabowo dihentikan moderator, secara spontan Prabowo melakukan gerakan joget, dan seketika itu pula Sandi memijat-mijat punggung Prabowo.Â
Dari gambaran tersebut, Prabowo tampak agak grasa-grusu. Namun, apa yang dilakukan Sandi justru menurunkan wibawa dari capresnya itu.
Disadari atau tidak, ada potensi dimana Sandi lebih mendominasi Prabowo Subianto.Â
Seandainya Prabowo-Sandi memenangkan Pilpres 2019 nanti, bisa dipastikan akan ada 'matahari kembar' di istana.Â
Hal ini juga tak bisa dilepaskan dari ambisi Sandi yang tertarik menduduki kursi presiden di Pilpres 2024 yang akan datang.
Yang perlu diperhatikan, Â agresifnya sikap Sandi di dalam debat akan mudah dipatahkan oleh Jokowi yang sarat pengalaman, baik sebagai Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta maupun sebagai Presiden Petahana.Â
Sedangkan Sandi belum banyak pengalaman dan jam terbangnya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta baru sekitar 8 bulanan.
Namun, untuk bisa membuktikan Sandi yang dianggap lebih mendominasi Prabowo, kita lihat aksinya  di debat-debat selanjutnya!