Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Ada Lagi Toleransi bagi Organisasi Radikal di Indonesia!

16 Januari 2019   20:44 Diperbarui: 16 Januari 2019   20:50 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jualan ideologi khilafah (Foto: Kompasiana.com)

Secara pribadi, kedua tokoh tersebut punya ikatan yang kuat dengan Presiden Sukarno. Muso dan Kartosuwiryo adalah sahabat Sukarno, teman satu seperguruan Sukarno yang menimbah ilmu dari H.O.S. Tjokroaminoto.

Namun, sebagai Presiden yang disumpah menegakkan ideologi Pancasila, dua pelaku pemberontakan tersebut mendapatkan hukuman mati. 

Jika kita melihat kenyataan yang ada hari-hari belakangan ini, Pemerintahan Presiden Joko Widodo memang tegas dengan upaya-upaya yang diindikasikan bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Bentuk dari ketegasan ini, Jokowi tak lagi memberikan toleransi kepada organisasi-organisasi yang terbukti radikal. Salah satunya yang sudah dilakukan adalah Pemerintah mencabut status badan hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang memang diindikasikan mengusung ideologi lain, diluar Pancasila.

Seperti diketahui, di beberapa negara Islam atau negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Hizbut Tahrir sudah dianggap sebagai organisasi terlarang.

Keberadaan HTI yang sudah dibubarkan itu, bukan berarti sudah lenyap dari negeri ini.

Ideologi yang diusungnya, yaitu Khilafah masih tetap ada, dan terus mencoba dihidupkan kembali melalui berbagai macam cara. Di antaranya merapatkan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Selain HTI, nyatanya organisasi lain yang kerap memaksakan kehendaknya dengan jalan kekerasan adalah organisai Front Pembela Islam (FPI).

Dalam hal ini, sudah jauh-jauh hari, melalui imam besarnya Habib Rizieq Shihab, FPI memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto di dalam ajang kontestasi Pilpres 2019.

Tak bisa dibayangkan apabila Prabowo Subianto bisa memenangkan Pilpres 2019 nanti. Sebelum Pilpres dilangsungkan saja, dirinya sudah mengancam kita semua, bahwa kalau dirinya kalah maka Indonesia akan punah. Ancaman inilah yang merupakan bentuk teror yang mengancam keutuhan NKRI.

Jika ditilik lebih jauh, antara HTI dan FPI memang memiliki pandangan yang berbeda terhadap NKRI. Namun, ketika keduanya bersama-sama mendukung Prabowo Subianto, maka misi organisasi tesebut sudah jelas ingin mengubah negara kebangsaan yang beridiolohikan Pancasila ini dengan ideologi lain. Seperti kata Habib Rizieq, NKRI Bersyariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun