Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiga Kata Optimis Jokowi dan Tiga Kebohongan Kubu Prabowo-Sandi jadi Pembuka Tahun 2019!

6 Januari 2019   02:10 Diperbarui: 6 Januari 2019   02:35 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Menyambut pergantian tahun 2018 ke 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak memiliki agenda khusus di malam tahun baru 2019. Meski demikian, Jokowi punya harapan di 2019,  yaitu memandang tahun baru 2019 dengan penuh optimisme.

"Paling penting 2019 optimis, optimis, optimis," tegas Jokowi di Istana Bogor.

Begitu juga halnya yang disampaikan rival politiknya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto. Harapan Calon Presiden nomor urut 02 ini disampaikan melalui akun twitternya @prabowo, dimana dirinya bersyukur telah diberi kesehatan dan keselamatan dari Sang Pencipta, sekaligus berharap agar di tahun 2019 ini, ia semakin optimis dan penuh keyakinan akan membawa kebaikan. Tak hanya itu, Prabowo berharap agar ia dan masyarakat makin bersyukur, rendah hati dan senantiasa membawa kebaikan.

Dengan  melihat kedua peserta kontestasi Pilpres 2019 ini yang memandang dengan penuh optimisme perjalanan bangsa ini di tahun 2019, tentunya akan membuat masyarakat kita juga akan makin optimis.

Namun, ketika langkah kaki ini baru memasuki tahun 2019, ternyata apa yang dikatakan Prabowo menjelang pergantian tahun, tidak sama dengan apa yang disampaikannya ketika dirinya sudah melangkah memasuki tahun 2019. Tak ada yang berubah dari koalisi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ini. Seperti juga yang dilakukannya di tahun 2018. 

Bahkan, di awal tahun yang begitu indah, yang seharusnya diawali dengan rasa optimisme, justru  kubu pasangan nomor urut 02 ini menghiasinya dengan serangkaian narasi yang berbau aroma kebohongan. 

Narasi kebohongan yang menghiasi hari-hari pertama di tahun 2019 ini, seperti membuka mata kita semua bahwa apa yang diucapkan Prabowo soal rasa optimisme, nyatanya optimisme untuk dirinya sendiri.

Optimisme yang berbalut dahaga kekuasaan yang tak terbendung, sehingga langkah-langkah yang menyertainya pun ikut merusak segala yang ada di hadapannya.  Rasa optimisme yang terlalu dipaksakan, dan tidak dibarengi sikap kesiapan untuk menerima takdir terburuk yang mungkin saja akan dihadapinya.

Berikut ini  3 kebohongan  yang menghiasi hari-hari pertama di tahun 2019 ini.

Bangun Tol Cipali Tanpa Utang.
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengatakan bahwa jika dirinya terpilih menjadi Wakil Presiden, maka dirinya akan membangun jalan-jalan tol tanpa utang sedikitpun, seperti yang dia lakukan ketika membangun Tol Cipali.

Sontak saja klaim Sandi itu mendapat tanggapan  dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Herry TZ yang menyatakan bahwa penyediaan infrastruktur termasuk Tol Cipali merupakan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah sendiri memiliki berbagai cara untuk mewujudkan infrastruktur tol, termasuk menggandeng badan usaha.

Artinya, ketika membangun  Tol Cipali,  pemerintah memang tidak berutang. Namun, yang berhutang adalah  badan usaha, yakni PT Lintas Marga Sedaya (LMS). Dan, badan usaha itu yang nantinya akan mendapat pengembalian investasi saat tol beroperasi.


Selang Cuci Darah yang Dipakai 40 Pasien.
Inilah pernyataan Prabowo di awl tahun 2019 yang begitu memprihatinkan. Bagaimana tidak, Prabowo menyebutkan bahwa selang yang digunakan untuk pasien cuci darah di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (atau biasa disingkat RSCM), menggunkan selang yang sama yang dipakai secara bergantian untuk 40 pasien.

Pernyataan Prabowo ini, jika itu benar,  tentu saja akan membuat masyarakat merasa khawatir atau bahkan takut ketika harus berobat di rumah sakit mana pun. Karena, RSCM merupakan salah satu rumah sakit Kelas A, rumah sakit terbesar yang dimiliki Pemerintah. Jika RSCM saja memperlakukan pasiennya secara serampangan, bagaimana rumah sakit lainnya yang standarnya dibawah RSCM?

Pernyataan Prabowo ini juga membuat Pasien dan keluarga pasien pun tidak akan merasa tenang, dan akan menaruh rasa curiga kepada pihak RSCM. Bahkan, bila terjadi sesuatu yang terburuk, misalnya pasien wafat seketika dalam perawatan,  hal ini tentu bisa membuat pihak keluarga merasa menyesal telah mempercayai RSCM sebagai tempat mencari kesembuhan.

Dalam hal ini, Prabowo masih seperti dahulu, sikapnya yang 'grasa-grusu' dan lebih mengedepankan apa yang apa yang disampaikan orang lain, tanpa terlebih dahulu melakukan tabayyun.

Untungnya, pihak RSCM pun segera memberikan klarifikasi bahwa apa yang dituduhkan Prabowo tidaklah benar. Pihak RSCM membantah soal selang cuci darah yang dipakai berulang kali. Sekali lagi, kebohongan  mantan Danjen Kopassus ini terbantahkan.

Pihak RSCM melalui Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti mengatakan bahwa RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, termasuk juga dengan pelayanan hemodialisis atau cuci darah. 


Pers Rilis bantahan RSCM atas pernyataan Prabowo// https://twitter.com/rscm_official
Pers Rilis bantahan RSCM atas pernyataan Prabowo// https://twitter.com/rscm_official
7 Kontainer Surat Suara Tercoblos untuk Capres Nomor Urut 01
Cuitan wakil sekjen Partai Demokrat Andi Arief jadi polemik di tengah masyarakat. Pernyataannya melalui akun twitternya @AndiArief_ dipahami masyarakat bahwa memang ada 7 kontainer surat suara yang tercoblos. Pihak KPU sendiri membantah hal itu, dan setelah melakukan peninjauan ke Tanjung Priok, terbukti bahwa apa yang disampaikan Andi Arief adalah sebuah kebohongan. Pernyataan Andi Arief ini menurut mantan Ketua MK, Mohammad Mahfud MD sebagai trik politik dan membuat kekacauan.

screenshoot cuitan Andi Arief yang sudah dihapus/Viva.co.id
screenshoot cuitan Andi Arief yang sudah dihapus/Viva.co.id
Pihak KPU membantah hal itu. Pernyataan Andi Arief ini dianggap sudah mendelegitimasi peran KPU yang merupakan lembaga independen untuk pemilu. Apa yang dikatakan Andi Arief ini seakan menjawab pernyataan Prabowo, yang sejak jauh-jauh hari sudah  mengatakan bahwa hanya kecurangan yang membuatnya kalah dari Jokowi. 

Sejak Pilpres 2014 lalu, dimana Jokowi dan Prabowo yang masing-masing baru untuk pertama kali menjadi Presiden, Prabowo sudah  mengatakan hanya kecurangan  yang membuatnya kalah. Jika hal itu sudah dikatakan, maka kubu Prabowo-Sandi tentu akan melakukan sesuatu yang membuat kesan seakan-akan ada kecurangan.

Kalau keberadaan KPU yang independen ini saja masih dipertanyakan, lantas buat apa Prabowo-Sandi mengikuti kontestasi Pilpres ini?

Tiga kebohongan yang lahir di awal tahun 2019 itu, akhirnya membuat ketiga pelakunya mendapatkan award dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Selamat! 

Sumber:

1. Medcom.id (01/01/2019): "Jokowi Sambut 2019 dengan Optimisme"

2. Merdeka.com (02/01/2019): "Prabowo Sebut Alat Cuci Darah Digunakan 40 Orang, RSCM Tegas Membantah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun