Artinya, ketika membangun  Tol Cipali,  pemerintah memang tidak berutang. Namun, yang berhutang adalah  badan usaha, yakni PT Lintas Marga Sedaya (LMS). Dan, badan usaha itu yang nantinya akan mendapat pengembalian investasi saat tol beroperasi.
Selang Cuci Darah yang Dipakai 40 Pasien.
Inilah pernyataan Prabowo di awl tahun 2019 yang begitu memprihatinkan. Bagaimana tidak, Prabowo menyebutkan bahwa selang yang digunakan untuk pasien cuci darah di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (atau biasa disingkat RSCM), menggunkan selang yang sama yang dipakai secara bergantian untuk 40 pasien.
Pernyataan Prabowo ini, jika itu benar, Â tentu saja akan membuat masyarakat merasa khawatir atau bahkan takut ketika harus berobat di rumah sakit mana pun. Karena, RSCM merupakan salah satu rumah sakit Kelas A, rumah sakit terbesar yang dimiliki Pemerintah. Jika RSCM saja memperlakukan pasiennya secara serampangan, bagaimana rumah sakit lainnya yang standarnya dibawah RSCM?
Pernyataan Prabowo ini juga membuat Pasien dan keluarga pasien pun tidak akan merasa tenang, dan akan menaruh rasa curiga kepada pihak RSCM. Bahkan, bila terjadi sesuatu yang terburuk, misalnya pasien wafat seketika dalam perawatan, Â hal ini tentu bisa membuat pihak keluarga merasa menyesal telah mempercayai RSCM sebagai tempat mencari kesembuhan.
Dalam hal ini, Prabowo masih seperti dahulu, sikapnya yang 'grasa-grusu' dan lebih mengedepankan apa yang apa yang disampaikan orang lain, tanpa terlebih dahulu melakukan tabayyun.
Untungnya, pihak RSCM pun segera memberikan klarifikasi bahwa apa yang dituduhkan Prabowo tidaklah benar. Pihak RSCM membantah soal selang cuci darah yang dipakai berulang kali. Sekali lagi, kebohongan  mantan Danjen Kopassus ini terbantahkan.
Pihak RSCM melalui Direktur Utama RSCM, Lies Dina Liastuti mengatakan bahwa RSCM selalu mengutamakan mutu pelayanan dan keselamatan pasien, termasuk juga dengan pelayanan hemodialisis atau cuci darah.Â
Cuitan wakil sekjen Partai Demokrat Andi Arief jadi polemik di tengah masyarakat. Pernyataannya melalui akun twitternya @AndiArief_ dipahami masyarakat bahwa memang ada 7 kontainer surat suara yang tercoblos. Pihak KPU sendiri membantah hal itu, dan setelah melakukan peninjauan ke Tanjung Priok, terbukti bahwa apa yang disampaikan Andi Arief adalah sebuah kebohongan. Pernyataan Andi Arief ini menurut mantan Ketua MK, Mohammad Mahfud MD sebagai trik politik dan membuat kekacauan.