Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ikut Natalan, Prabowo Kristen atau Islam Ultra Moderat?

31 Desember 2018   20:51 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:37 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ki-ka: Prabowo Subianto, Biantiningsih Miderawati, Joseph Soedradjad Djiwandono, Maryani Ekowati, Didier Lemaistre, Anie Hashim Djojohadikusumo, dan Hashim Djojohadikusumo / sumber: Kumparan.com

Bahkan, sosok Prabowo, sepertinya sudah dijadikan simbol agama Islam sejak Pilpres tahun 2014, berlanjut ke Pilgub DKI 2017 sampai sekarang oleh sekelompok ormas Islam tertentu.

Dengan kata lain, simbol Islam yang disematkan kepada Prabowo digunakan untuk menandingi rival politiknya, yaitu Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) yang selama ini dianggap oleh kelompok tertentu sebagai sosok orang yang memusuhi Islam, mengkriminalisasi ulama, bahkan tuduhan-tuduhan miring lainnya yang cenderung dibuat-buat.

Dengan mengakui dirinya tak pantas menjadi imam sholat, semestinya Prabowo juga tidak membiarkan dirinya dianggap sebagai simbol Islam. 

Karena itu, wajar bila ada tuduhan dari pendukung Jokowi bahwa Prabowo dianggap menjadi pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dianggap bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. 

Sesering apapun Prabowo mengatakan bahwa dirinya tidak mendukung negara khilafah, jadi akan sia-sia jika kenyataannya dia selalu bergandengan tangan bersama HTI, seperti ikut dalam aksi demo menolak setiap kebijakan Pemerintahan Jokowi, termasuk ikut secara bersama-sama "menuduh" Jokowi yang anti-Islam, sedangkan dirinya sendiri bukanlah penganut Islam yang taat.

Sekadar untuk meraih dukungan rakyat dari berbagai macam inilah, tidak jarang ada politisi mencoba menyenangkan semua kelompok. Buat dirinya, yang penting, di sini senang, di sana senang. 'Likulli maqaam maqaal' (Setiap tempat ada jenis perkataan sendiri).

Dengan kata lain, Prabowo  bisa dianggap ikut memanipulasi agama untuk memenangkan pertarungan menjadi Presiden. 

Polarisasi yang dibuatnya telah memecah belah bangsa ini menjadi dua kubu yang saling bertentangan. Kerap kali menolak dirinya meniru gaya kampanye Donald Trump, namun kenyataannya itu dilakukan. Karena itu, bukan sesuatu yang keliru jika Prabowo disebut sebagai seorang Machiavelis. 

"Dia tidak malu-malu berbohong, dia tidak segan-segan memanipulasi agama, bahkan mungkin membelakangi imannya sendiri, demi memenangkan pertarungan kekuasaan," kata Emmy Hafild

Bagaimana menurut Anda? 

sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun