Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik "Kebohongan" ala Prabowo-Sandi sebagai Alternatif untuk Menang?

4 Desember 2018   05:52 Diperbarui: 4 Desember 2018   08:36 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TAbloid Obor RAkyat yang beredar di Pilpres 2014/Kompas.com

"Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan! Sedangkan kebohongan sempurna, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja."

Paul Joseph Goebbels, ahli propaganda Nazi Jerman.

Setelah sekian lama menggunakan metode dan cara berpolitik yang umum digunakan, sepertinya di Pilpres 2019 ini, Prabowo yang menggandeng Sandiaga Uno perlu menggunakan cara berpolitik yang jauh berbeda sama sekali dengan apa yang dibayangkan masyarakat selama ini.

Dengan memperhatikan apa yang dikemukakan Prabowo selama ini, sangat beralasan apabila Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai cara atau strategi berpolitik yang digunakan Prabowo mirip dengan cara yang digunakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 

Berbagai isu yang diangkat Trump, seperti ancaman kekuatan Republik Rakyat Tiongkok, ancaman dari Islam garis keras hingga ancaman tenaga kerja imigran. Sentimen-sentimen tersebut dinilai mirip dengan yang dilakukan oleh Prabowo di Indonesia.

"Jadi menurut saya agak mirip, yang disebarkan adalah pesimisme, ketakutan. Ternyata pesimisme dan ketakutan itu dibeli oleh rakyat Amerika sehingga mereka memilih Donald Trump," ungkapnya.

Namun, bukanlah Prabowo jika tidak ada yang membelanya. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyebut opini Prabowo Subianto yang dianggapnya meniru strategi Donald Trump untuk memenangkan Pilpres 2019 adalah sebuah pandangan keliru.

Memang, tak bisa dipungkiri, kondisi masyarakat saat inilah yang membuat Prabowo harus mengubah pendekatan atau cara berkampanyenya. 

Saat keadaan ekonomi negara  yang kurang menguntungkan seperti saat ini, biasanya masyarakat mudah untuk diprovokasi. 

Karena itu, Prabowo pun sepertinya tidak lagi menggunakan patron-patron politik yang sama dengan rival politiknya, Joko Widodo (Jokowi). Justru kalau bisa harus bertolak belakang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun