Bagaimanapun, Prabowo masih menganggap Partai Demokrat dan SBY masih punya pengaruh yang besar dalam peta politik di Indonesia. Meskipun demikian, Demokrat juga punya caranya tersendiri dalam memaknai koalisi di antara mereka, yaitu dengan politik setengah hati atau politik dua kaki.
"Partai Demokrat itu partai yang sangat demokratis. Kita ingin memberikan peluang kepada para kader untuk menentukan sikapnya. Tapi secara kepartaian sesuai yang telah diputuskan oleh majelis Tinggi Partai Demokrat, bahwa dalam kontestasi Pilpres 2019, Partai Demokrat mendukung pasangan Prabowo -- Sandiaga," tegas AHY.
"Dalam sebuah konstituen yang besar, jika ada perbedaan pendapat satu atau dua orang ingin menyampaikan atau menyuarakan hal yang berbeda saya pikir wajar -- wajar saja", tambah AHY.
Jika SBY atau AHY membiarkan kader partainya lebih memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, tentu saja ini jadi bagian dari strategi politik Demokrat, karena Prabowo dianggapnya tidak menempatkan partai-partai pendukungnya secara seimbang.
"Saya katakan tersedia (berkoalisi). Koalisi yang efektif yang kokoh harus berangkat dari niat baik, good will. Harus saling menghormati, mutual respect, dan saling percaya, mutual trust dan memiliki chemistry yang baik," ujar SBY ketika menerima kedatangan Prabowo di Mega Kuningan (24/7/2018).
Jika ditelaah, posisi politik SBY terhadap Prabowo melalui cuitannya di Twitter, bisa disimpulkan bahwa Prabowo akan sulit mengalahkan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Bagi SBY, Â Prabowo sebagai capres belum bisa dikatakan "super star" karena dianggapnya belum memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.
Selain itu, SBY juga menilai, hingga saat ini, Prabowo-Sandi belum juga memunculkan jabaran visi-misi atau program pemerintahnya jika berkuasa, sehingga hal itu bukan saja membingungkan rakyat, tetapi juga membingungkan partai pendukung.
Apa yang dilakukan Prabowo-Sandi kepada Presiden inkumben Jokowi, lebih banyak mengkritik tanpa disertai data yang jelas, sehingga terkesan 'asbun'. Â Menurut SBY, Â saat ini yang ingin rakyat dengar dari Prabowo-Sandi, adalah apa solusi, kebijakan, dan program yang akan dijalankan untuk 5 tahun kedepan.
Jika Prabowo tidak menghargai partai pendukungnya dan tidak memperlakukannya secara sejajar, maka bukan hal yang tidak mungkin koalisi Adil Makmur terpecah belah. Begitu kiranya bunyi cuitan SBY di bawah ini!
Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain *SBY*— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) 15 November 2018
sumber:
