Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menuturkan tempat tinggal HRS didatangi pihak kepolisian Mekkah karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam, yang diduga mengarah pada ciri-ciri bendera gerakan ekstremis.
"Arab Saudi sangat melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut, dan lambang apa pun yang berbau terorisme seperti ISIS, Al-Qaedah, Al-Jama'ah al-Islamiyyah, dan segala kegiatan yang berbau terorisme dan ekstremisme," kata Agus.
Seruan HRS Pasca Pembakaran Bendera di Garut
Selanjutnya, apa yang telah dilakukan HRS di Tanah Arab? Adakah aktivitasnya yang ikut mempengaruhi kondisi politik di Tanah Air? Bukankah ketika di Garut terjadi pembakaran bendera Hizbut Tahrir, yang untuk sebagian orang dianggap bendera Tauhid. Dari kejauhan, HRS menyerukan kepada anggota dan simpatisan FPI serta alumni 212 di Indonesia untuk memasang bendera yang berisi kalimat tauhid.
HRS meminta agar bendera tersebut dipasang di rumah, posko, hingga tempat kerja. Selain itu, Rizieq meminta FPI memasang kalimat tauhid di akun media sosial.
Dengan sikap dan keyakinan HRS terhadap bendera tauhid itu, agar tampak senada antara kata dan perbuatan, bukankah sebaiknya HRS juga bisa ikut memasang atau mengibarkan bendera tauhid itu di kediamannya di Mekkah. Tidak hanya menyeru dari kejauhan, tapi juga bisa menjadi contoh.
Hal ini seperti tantangan yang diajukan anggota Banser NU yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Muhammad Guntur Romli dalam akun twitternya @GunRomli.
Tantangan saya kepada Habib Rizieq agar memasang & mengibar-ngibarkan bendera HTI di Kota Mekkah mendapat respon dr bbrp orang, dr yg nantang balik smpe nawarin umroh gratis ke saya, ini jawaban saya 🙏https://t.co/CK87kvSLE1pic.twitter.com/OEVnHgdukU— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) October 28, 2018
Mungkin, hukum Indonesia tak bisa menjerat HRS yang berada di kejauhan. Namun, tentu saja negara Raja Salman ini tidak akan tinggal diam bila di dalam negaranya ada aktivitas yang dicurigai mengganggu ketertiban dan keamanan dalam negeri dari negara sahabatnya. Ibaratnya HRS terperosok ke dalam lubang yang dibuatnya sendiri.
Menyoal bendera yang bertuliskan kalimat tauhid, tentunya sebagai seorang yang oleh pengikutnya dianggap ulama, HRS bisa membedakan mana bendera tauhid yang dahulu digunakan Rasulullah SAW dengan bendera yang saat ini digunakan Hizbut Tahrir atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Jangan karena bentuk dan perwajahannya sama, lantas dianggap bendera tauhid yang juga sama digunakan Rasulullah dahulu.