Mohon tunggu...
Syakira Putri Rengganis
Syakira Putri Rengganis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enthusiast in demographic issues and public policy, focusing on economic analysis of youth and elderly populations in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Aging Population: Memahami Tantangan Sosial dan Ekonomi bagi Generasi Usia Produktif

27 Oktober 2024   20:30 Diperbarui: 4 November 2024   13:20 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AHH Menurut Jenis Kelamin (BPS/2024)

3. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Generasi usia produktif yang harus merawat anggota keluarga yang lebih tua sering kali mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Kondisi demikian dapat mengakibatkan stres, kelelahan, dan penurunan produktivitas di tempat kerja. Mereka juga mungkin harus beradaptasi dengan jadwal kerja yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi tanggung jawab tersebut.

4. Perubahan dalam Kebijakan Sosial dan Kesehatan

Meningkatnya jumlah lansia memerlukan penyesuaian kebijakan sosial dan kesehatan yang lebih baik. Generasi usia produktif harus siap menghadapi perubahan dalam sistem kesehatan, seperti peningkatan kontribusi untuk program pensiun dan asuransi kesehatan, yang dapat berdampak pada sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk mereka. Kebijakan baru ini juga dapat mempengaruhi alokasi anggaran pemerintah, yang akan berpengaruh pada berbagai sektor lain.

Solusi Menghadapi Tantangan Peningkatan Jumlah Lansia bagi Generasi Usia Produktif

Tantangan yang ditimbulkan oleh meningkatnya jumlah lansia membuat generasi usia produktif perlu beradaptasi melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan. Program pelatihan kerja yang dirancang khusus untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi perubahan demografi dapat membantu mereka untuk lebih kompetitif di pasar tenaga kerja. Selain itu, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan vokasi dan keterampilan digital, yang dapat meningkatkan employability dan produktivitas mereka. Dengan memfokuskan pada pengembangan kapasitas individu, generasi usia produktif dapat lebih siap untuk mendukung lansia sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi.

Di samping upaya pendidikan, perlu adanya kebijakan sosial yang proaktif untuk mengatasi beban yang ditanggung oleh generasi usia produktif. Pemerintah dapat mempertimbangkan implementasi program jaminan sosial yang lebih inklusif dan dukungan bagi keluarga yang merawat lansia. Hal ini dapat berupa bantuan keuangan, akses ke layanan kesehatan yang lebih baik, serta penyediaan fasilitas perawatan lansia yang memadai. Melalui cara ini, generasi usia produktif tidak hanya mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk merawat anggota keluarga yang lebih tua, tetapi juga dapat berkontribusi lebih baik pada perekonomian tanpa terbebani secara berlebihan. 

Selain itu, kolaborasi antara sektor swasta dan publik juga sangat penting dalam mengembangkan program-program yang mendukung generasi usia produktif. Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel dan mendukung keseimbangan kerja-kehidupan bagi karyawan yang merawat lansia. Misalnya, perusahaan dapat menawarkan opsi kerja jarak jauh atau jam kerja yang fleksibel untuk mengakomodasi tanggung jawab keluarga. Adanya integrasi kebijakan kerja yang mendukung, serta memberikan insentif bagi karyawan yang terlibat dalam perawatan lansia, diharapkan dapat tercipta sinergi positif antara produktivitas kerja dan tanggung jawab sosial dalam menghadapi tantangan demografi.

Kesimpulan

Fenomena aging population di Indonesia memberikan tantangan yang kompleks, terutama bagi generasi usia produktif yang harus menghadapi peningkatan rasio ketergantungan. Jumlah lansia yang terus meningkat berarti bahwa generasi muda harus menanggung beban yang lebih berat, baik dari segi finansial maupun sosial. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam menciptakan kebijakan yang mendukung generasi usia produktif, seperti program pelatihan keterampilan dan pendidikan yang relevan. Dengan memperkuat kapasitas mereka, generasi muda dapat lebih siap untuk menghadapi beban yang ditimbulkan oleh populasi yang menua.

Dengan demikian, upaya proaktif dalam merumuskan kebijakan sosial yang inklusif dan berkelanjutan akan menjadi kunci untuk memastikan kesejahteraan semua kelompok usia. Pengembangan program-program yang memperkuat partisipasi lansia dalam masyarakat, seperti kegiatan sosial dan ekonomi yang melibatkan mereka, juga dapat mengurangi tekanan pada generasi usia produktif. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup lansia, tetapi juga menciptakan lingkungan di mana semua generasi dapat saling mendukung dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun