Hereditas adalah proses pewarisan sifat atau karakteristik dari generasi ke generasi melalui genetik. Sifat-sifat ini meliputi aspek fisik, seperti warna kulit, bentuk tubuh, dan struktur wajah, serta aspek psikologis, seperti kecerdasan, temperamen, dan bakat tertentu. Melalui hereditas, individu memperoleh "modal awal" yang mempengaruhi potensinya sejak lahir. Misalnya, seorang anak dari orang tua dengan kecenderungan artistik sering kali akan mewarisi bakat tersebut, sementara yang lahir dari orang tua yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi mungkin juga memiliki potensi kecerdasan yang serupa.
Para ahli, seperti Crow and Crow, telah mengidentifikasi beberapa prinsip hereditas yang menjelaskan bagaimana karakteristik genetik diteruskan dan divariasikan dalam setiap individu. Beberapa prinsip tersebut adalah:
Prinsip Reproduksi: Sifat-sifat diwariskan melalui sel kelamin (germ cell) orang tua, bukan melalui sel-sel tubuh (somatic cell). Ini menjelaskan bahwa sifat-sifat yang dipelajari atau didapat oleh orang tua dari lingkungan tidak akan otomatis diwariskan kepada anaknya. Misalnya, seorang dokter yang mahir tidak akan secara otomatis melahirkan anak yang juga memiliki pengetahuan medis.
Prinsip Konformitas: Setiap spesies mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunannya sendiri, yang berarti bahwa sifat-sifat biologis tertentu---seperti bentuk fisik atau warna kulit---diturunkan dari orang tua kepada anak dengan konsistensi tertentu, walaupun variasi tetap mungkin terjadi.
Prinsip Variasi: Meskipun ada kesamaan dalam jenis spesies, setiap individu tetap memiliki variasi. Artinya, meskipun anak dan orang tua memiliki gen yang sama, kombinasi genetik yang dihasilkan pada anak tetap unik dan menghasilkan variasi sifat-sifat tertentu.
Prinsip Regresi Filial: Sifat atau karakteristik anak sering kali mendekati sifat rata-rata kedua orang tuanya. Artinya, seorang anak dari dua orang tua dengan tingkat kecerdasan tinggi belum tentu menjadi lebih cerdas, tetapi cenderung mendekati tingkat kecerdasan rata-rata orang tuanya.
Prinsip Jenis Silang: Dalam beberapa kasus, anak cenderung mewarisi sifat-sifat tertentu dari orang tua yang berlawanan jenis kelamin. Misalnya, anak perempuan mungkin lebih banyak memiliki sifat-sifat psikologis dari ayahnya, sementara anak laki-laki dari ibunya.
Lingkungan mengacu pada semua faktor eksternal yang mempengaruhi individu sepanjang hidupnya. Lingkungan mencakup keluarga, pendidikan, interaksi sosial, budaya, dan kondisi fisik tempat tinggal. Faktor-faktor ini sangat berperan dalam membentuk sikap, kepribadian, dan kemampuan individu, bahkan sering kali dapat memperkuat atau mengubah sifat bawaan seseorang.
Beberapa elemen lingkungan yang signifikan meliputi:
Keluarga: Sebagai lingkungan pertama anak, keluarga memainkan peran penting dalam memberikan nilai, norma, dan pendidikan awal. Pola asuh orang tua, interaksi dengan saudara, dan stabilitas emosional dalam keluarga berperan besar dalam membentuk dasar kepribadian anak.
Sekolah: Institusi pendidikan memberikan pengaruh dalam pengembangan intelektual dan sosial anak. Lingkungan akademik yang mendukung bisa mengasah bakat, memberikan kesempatan belajar yang beragam, dan membantu anak mencapai potensinya.