Panahan adalah olahraga yang dilakukan dengan cara melepaskannya anak panah ke sasaran tembak dengan setepat mungkin (Humaid, 2014). Panahan merupakan suatu cabang olahraga yang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan olahraga lainnya (Yachsie, 2019). Olahraga panahan merupakan satu gabungan dari olahraga dan juga seni. Disebut olahraga karena menggunakan komponen bagian tubuh dari tangan, punggung, bahu dan ketahanan kondisi fisik.Â
Disebut seni karena membutuhkan sentuhan, kehalusan perasaan jiwa, kesabaran, keuletan dan juga ketahanan mental. Karenanya Olahraga itu sendiri bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dari jasmani, rohani, dan sosial serta membentuk watak serta kepribadian dari bangsa yang bermartabat (Mahfud, Gumantan, & Fahrizqi, 2020). Olahraga juga merupakan suatu wadah kegiatan bagi perkembangan bagi pertumbuhan fisik untuk menuntaskan tugas tumbuh dan kembang seseorang (Mahfud & Fahrizqi, 2020). Di samping itu terdapat peranan olahraga prestasi dalam pengembangan, peningkatan pengetahuan serta keterampilan teknik pada cabang olahraganya, namun juga atlet dapat pembelajaran untuk nilai social yang positif serta sifat sportivitas sesuai dengan tujuan dari pendidikan olahraga (Sembiring, Tangkudung, Yusmawati, & Widiastuti, 2018).
Untuk olahraga panahan pengaruh komponen dari daya tahan serta kekuatan khususnya pada komponen tubuh gerak atas sangat diperlukan seperti pada bagian tangan, lengan dan bahu. Daya tahan otot sendiri merupakan suatu kemampuan dari seseorang atlet dalam menggunakan kelompok otot untuk berkontraksi yang terus-menerus dengan waktu relatif lama dan dengan beban tertentu (Sabrina, 2020). Lalu untuk kebutuhan komponen lain seperti koordinasi antara mata dengan tangan. Karena pada panahan tingkat konsentrasi serta koordinasi tangan-mata sangat penting guna menjaga agar pemain tetap fokus pada target shooting (Hanief & Purnomo, 2019). Komponen tubuh lain yang tak kalah penting yakni kekuatan dari otot bahu dimana merupakan bagian otot yang terletak di atas otot punggung (Adiatmika & Santika, 2016).
Karena panahan merupakan olahraga yang mencakup keseluruhan penggunaan tangan dan bahu tentunya tak terlepas dari penggunaan otot bahu. Observasi yang dilakukan peneliti pada anggota unit kegiatan mahasiswa olahraga panahan yang ada di Universitas Teknokrat Indonesia, pada observasi awal dilakukan tentunya dengan melihat kemampuan fisik anggota unit kegiatan mahasiswa khususnya pada tubuh bagian atas. Dari hasil observasi terlihat belum maksimal dikarenakan anggota jarang melakukan latihan yang dikhususkan pada poin kekuatan tubuh sehingga secara tidak langsung jarangnya latihan tersebut mempengaruhi dari sedikit anggota ketika dalam melakukan teknik dasar panahan dengan.
Guna menunjang dan membangun peningkatan kekuatan tubuh bagian atas, peneliti memerlukan metode latihan dalam bentuk model dan panduan latihan yang menarik dan mudah dipahami yang memuat cara melakukan gerakan teknik dasar memanah dari tiap tahap gerakannya. Tentunya dengan latihan yang sistematis. Sistematis berarti proses pelaksanaan pada latihan dilakukan secara teratur, direncanakan menggunakan pola serta tersistem, metodis, berkesinambungan mulai dari yang sederhana hingga menuju kompleks, dari mudah ke sulit, kemudian dari yang sedikit ke banyak dan sebagainya (Nugroho & Gumantan, 2020).
Dasar dari prinsip suatu metode latihan memiliki satu peranan penting bagi aspek fisiologi dan aspek psikologi olahragawan (Nurdiansyah & Susilawati, 2018). Juga selama proses belajar atau latihan, ketepatan pelatih/pembimbing dalam penerapan metode dari latihan sangat menentukan untuk keberhasilan guna mencapai tujuan yang dicapai (Suryono, 2016).
Penelitian sebelumnya terdapat beberapa penelitian terkait peningkatan kekuatan tubuh bagian atas melalui metode latihan sirkuit. Seperti penelitian circuit training pada tingkat kebugaran jasmani siswa kelas 10 di ekstrakurikuler pencak silat (Nirmala, 2017), Dimana dalam penelitiannya menjelaskan bahwa latihan sirkuit mempengaruhi peningkatan kondisi fisik dari atlet siswa pencak silat di ekstrakulikuker tersebut. Dari penelitian lain yakni pengaruh latihan menggunakan alat dumbell-theraband pada atlet panahan yang hasil penelitian dan pembahasannya disimpulkan menunjukkan adanya pengaruh dari latihan tersebut terhadap daya tahan otot pada lengan serta akurasi pada atlet panahan (Yachsie, 2019).
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada sekolah dasar diatur dalam Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Prestasi tidak selalu menjadi tolak ukur kegiatan ekstrakurik,uler olahraga. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam aktivitas olahraga lebih banyak ditekankan dalam ekstrakurikuler pada tingkat sekolah dasar. Adapun nilai-nilai yang diberikan antara lain kedisiplinan, sportivitas, fair play, dan kejujuran. Ekstrakurikuler olahraga pada sekolah dasar yang saat ini sedang berkembang salah satunya adalah panahan. Mitchell, Oslin, dan Griffin (dalam Saryono & Soni 2009: 93) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, panahan termasuk dalam kategori permainan target di mana pemain akan mendapatkan skor apabila tepat mencapai sasaran yang sudah ditentukan. Olahraga ini semakin banyak diminati oleh sekolah-sekolah. Alasan yang menjadikan sekolah dasar talok 2 mulai tertarik dengan olahraga panahan karena olahraga ini disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan at-Tirmidzi, Rasulullah SAW menganjurkan para orang tua untuk mengajarkan olahraga panahan kepada anak-anak untuk melatih kekuatan dan hati mereka.
2. METODEÂ
Program ini dilaksanakan dengan cara Sosialisai tentang pemaham apa itu panahan dan apa saja alat yang diperlukan dalam pernainan panahan. Sosialisai panahan dilakukan oleh mahasiswa KKN-MBKM Universitas Negeri Malang dan berkolaborasi dengan pelatih se-Jawa Timur.Â
Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan salah satu Mahasiswa KKN meberikan pemahaman dan pelatihan terhadap semua anggota KKN UM agar mempermudah untuk melakukan pembelajaran kepada anak-anak SDN 2 Talok Kecamatan Turen.Â
Mahasiswa KKN UM selalu melakukan pembelajaran langsung kepada pelatih Jawa Timur.Â
Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan mahasiswa KKN UM pada pertemuan pertama melakukan sosialisasi dan percobaan kepada seluruh siswa siswi di SDN 2 Talok utuk melihat potensi siswa. Â
Pada pertemuan ke-2, melakukan seleksi kepada seluruh siswa siswi di SDN 2 Talok untuk memilih anak yang berpotensi menjadi atlet dan dijadikan ekstra panahan di SDN 2 Talok.Â
Pada tahap pertemuan ke-3 sampai dengan pertemuan terakhir yaitu pertemuan ke-6 yaitu lakukan pelatihan khusus ooleh pelatih Jawa Timur Yaitu Bapak Asto Priyono S.Pd.
Dalam tahap pelaksanaan mahasiswa KKN UM melakukan pertemuan dengan pihak sekolah yang akan diberikan sosialisasi dan pelatihan panahan yang bertujuan untuk membentuk ekstrakurikuler panahan di SDN 2 Talok Kabupaten malang.Â
Setelah melakukan petemuan kepada pihak sekolah, anggota KKN UM memutuskan untuk meberikan sepenuhnya kepelatihan kepada sekolah di desa talok yaitu di SDN 2 Talok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H