Mohon tunggu...
Syaira Najlalivia
Syaira Najlalivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI Bandung

Saya adalah seseorang yang cenderung nyaman menikmati waktu sendiri atau bersama lingkaran kecil orang-orang terdekat. Sebagai seorang introvert, saya lebih suka suasana yang tenang dan mendalam untuk mengeksplorasi hobi serta minat saya. Hobi nonton film menunjukkan bahwa saya punya rasa ingin tahu yang tinggi terhadap cerita, ide, atau sudut pandang baru. Saya menyukai berbagai genre, mulai dari drama yang penuh emosi, petualangan yang seru, hingga film kuliner yang menggugah selera. Waktu menonton film bagi saya adalah momen relaksasi sekaligus cara untuk belajar hal-hal baru tanpa harus keluar dari zona nyaman. Ketertarikan saya pada konten kuliner menunjukkan apresiasi terhadap seni dan budaya makanan. Saya gemar menonton acara memasak, mencoba resep-resep baru, atau sekadar menikmati tayangan yang menampilkan makanan dengan visual yang menggiurkan. Kuliner bagi saya bukan sekadar makanan, tapi juga cerita di baliknya seperti tradisi, teknik memasak, atau eksplorasi rasa yang beragam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tak Bisa Melihat Tanpa Mu

11 Januari 2025   12:18 Diperbarui: 11 Januari 2025   12:18 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berlari mengejarmu

Tetapi hujan menghapus jejakmu

Malam itu, kau mengikatkan kain hitam di mataku

Langitpun tertutup kegelapan karena kesedihanku

Tanpa dirimu, tiba-tiba aku menjadi buta

Aku akan tetap buta selamanya.

Aku tak melihat apa-apa

Aku tak melihat apa-apa

Aku buta tanpa tatapanmu yang lembut dan hangat

Ketenangan telah pergi, aku menjadi jeritan malam yang pekat

Aku memanggilmu dan merasakan sakit, terjatuh ke dalam jurang

Kegelapan dan malam abadi menutupi jiwaku sekarang

Aku buta tanpa napasmu, katakan di mana kau berada

Ketenangan telah pergi,  ah... aku akan menjadi gila

Siapa yang akan memelukku dan mengembalikan cahaya padaku?

Aku tak melihat apa-apa, kapan kau kembali padaku?

Setelahmu, aku menyalakan lilin, tetapi angin memadamkannya

Seekor burung jatuh di malam hari dengan sayap yang terluka

Bulan  hancur menjadi debu, jatuh di kakiku yang merana

Tanpamu, tiba-tiba aku menjadi buta, dan aku akan tetap buta selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun