Mohon tunggu...
syaila manda
syaila manda Mohon Tunggu... Lainnya - syaila

syaila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Novel "Kata" Karya Rintik Sedu

8 April 2021   10:10 Diperbarui: 8 April 2021   10:18 5949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. penerbit Gagas Media

Judul buku            : Kata

Penulis                   : Rintik Sedu

Penerbit                 : Gagas Media

Halaman Buku    : 396 Halaman

Tahun Terbit        : 2018

Harga Buku           : Rp80.000

Tentang Senja Yang Kehilangan Langitnya

Novel berjudul Kata ini ditulis oleh Rintik Sedu yang lahir bernama Nadhifa Allya Tsana, ia merupakan penulis terkenal di Indonesia. Dalam karirnya, Rintik sedu telah menulis 10 buku dan dikenal aktif melakukan podcast di spotify. Nama rintik sedu sendiri awalnya bukanlah untuk nama samaran atau pena belaka tetapi untuk menyembunyikan identitasnya.

-Nugraha-

Andai bisa sesederhana itu, aku tidak akan pernah mencintaimu sejak awal. Aku tidak akan mengambil risiko, mengorbankan perasaanku. Namun, semua ini diluar kendaliku

-Biru-

Banda neira adalah hari-hari terakhirku bersamamu. Kutitipkan segala rindu, cerita, dan perasaan yang tak lagi kubawa, lewat sebuah ciuman perpisahan. Berjanjilah kau akan melanjutkan hidupmu bersama laki-laki yang bisa menjaga dan menyayangimu lebih baik dariku.

-Binta-

Cinta pertama seorang perempuan yang didapat dari laki-laki adala dari ayahnya. Dan cinta pertama itu, telah mematahkna hatiku. Ayahku sendiri membuatku berhenti percaya dengan yang namanya cinta.

Kutipan diatas merupakan gambaran umum mengenai novel ini. Binta Dineshcara, seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi yang sangat keras kepala, penyendiri, dan cuek. Hal tersebut di dasari oleh kehidupan nya yang kurang menyenangkan. Ibunya terkena penyakit Skizofrenia, Ayahnya meninggalkannya sejak kecil, dan cinta pertama nya yang meninggalkannya demi menggapai cita-cita. Ia selalu merasa dunia membencinya dan ia tidak pantas mendapatkan kebahagiaan. Sampai pada akhirnya, Cahyo yang merupakan satu-satunya teman yang Binta miliki mempertemukannya dengan Nugraha.

Nugraha. Mahasiswa Arsitektur Senior yang terkenal, pintar, dan tampan. Ia merupakan dambaan para wanita, namun siapa sangka, hatinya ternyata jatuh kepada seorang Binta Dineshcara. Nugraha pun akhirnya memperjuangkan cintanya dengan sabar, gigih, dan selalu menemani dan memperhatikan Binta. Sayangnya yang ada dipikiran Binta hanyalah 1 orang. Lelaki yang menemaninya sejak kecil, cinta pertamanya yang menghilang begitu saja. Biru, Ia merupakan teman binta sejak kecil. Mereka berdua saling suka tetapi harus terpisah dikarenakan cita-cita Biru yang berbeda. Namun, Biru dan Binta tidak pernah mengungkapkan perasaan nya. Sampai pada akhirnya Mereka berdua dipertemukan di Banda Neira, menghabiskan waktu dengan sangat bahagia. Hal ini tentu membuat Nugraha menjadi cemas. Apakah Nugraha harus merelakannya?.

Namun, sepulangnya dari Banda Neira, ada perasaan janggal. Ada perasaan baru yang muncul di hati Binta ketika ia dekat dengan Nugraha. Lantas Apakah mungkin hatinya telah jatuh kepada Nugraha? Apakah mungkin Biru telah ia lupakan? Apa yang harus Binta lakukan?.

            Novel karangan Rintik Sedu ini dikembangkan dengan alur campuran. Ada saat ketika mereka sedang kuliah dan ada pula cerita saat mereka sedang duduk di bangku SMA. Tema yang diceritakan di Novel ini juga sudah jelas merupakan cinta. Serta amanat yang disampaikan juga membuat buku ini sangat mendalam, berusahalah untuk jujur dengan perasaan diri sendiri, janganlah dibutakan oleh cinta, berdamailah dengan masa lalu, dan beranilah ungkapkan perasaan yang kalian miliki.

            Novel ini sangatlah bagus. Alur yang digunakan tidak membosankan, membuat para pembaca penasaran dengan halaman selanjutnya. Kata-kata yang digunakan juga ringan dan mudah dipahami. Serta terdapat puisi dan juga beberapa gambar yang dapat memanjakan mata para pembaca setelah lelah membaca huruf demi huruf.

            Namun disamping kelebihan tersebut, tentunya masih terdapat beberapa kekurangan. Kesalahan ejaan penulisan kata masih sering saya temui, bahkan hingga kesalahan penempatan kata seperti kesalahan penggunaan nama tokoh. Selain itu, terdapat juga beberapa kalimat yang saya temukan kurang efektif sehingga menghasilkan kesan yang membingungkan.

            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Novel ini sangat layak untuk dibaca. Menurut saya, novel ini sangat cocok bagi para remaja khususnya penggemar cerita tentang cinta. Amanat yang disampaikan juga sangat bagus dan dapat menjadi pelajaran bagi para pembaca.

Selamat membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun