Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Panggilan Prabowo Jadi Pembantunya

15 Oktober 2024   09:32 Diperbarui: 15 Oktober 2024   09:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk pikuk suara politik,
Harapan menyala dalam benak yang tak letih,
Menanti panggilan sang pemimpin teguh,
Rumah Prabowo,  yang kini bergemuruh.

Angin berbisik di pagi yang sunyi,
Isyarat tentang masa depan yang dinanti,
Apakah dia akan melangkah ke panggung,
Membawa bendera negeri, penuh rasa agung?

Satu persatu wajah dengan kapasitas dan kemampuan datang pergi

Langkah-langkahnya penuh arti,
Di lorong waktu yang sunyi dan sepi,
Meniti nasib bangsa dengan tenang,
Dengan keberanian yang tak pernah hilang.

Rakyat menanti, hati bergetar,
Akankah mereka yang sudah datang

Menjadi Menteri sesuai kapasitasnya?

Adakah yang jadi sosok l terpapar,
Sudah datang penuh optimis namun tak jadi menteri

Mentari pagi mengiringi perjalanan,
Mimpi tentang masa depan penuh harapan,
Di tangan Prabowo, dengan jiwa pejuang yang kuat,
Siap memimpin, dengan niat yang bulat.

Setiap detik bagaikan tanda tanya,
Akankah panggilan itu akhirnya tiba?
Wajah-wajah penuh rasa percaya,
Bahwa dia akan membawa perubahan nyata.

Banyak yang berharap, banyak yang bermimpi,
Sosok calon menteri,  harapan bangsa yang hakiki,
Dengan hati teguh, langkah mantap,
Menghadapi dunia, takkan pernah lelap.

Waktu berlalu, namun harapan tetap,
Dalam doa, dalam bisik lirih yang tak lelap,
Prabowo, apakah kau kau jagikan mereka?
Menyambut panggilan, dengan nyali yang garang?

Langit senja kini semakin merona,
Rakyat masih setia menanti jawaban,
Akankah sosok tangguh itu terpilih?
Memimpin negeri dengan tekad yang bersih.

Dalam sunyi, dalam hiruk pikuk,
Mereka kembali ke rumah 

Sambil menunggu penuh cemas

semakin kuat terdengar,
Semoga panggilan itu segera tiba,
Untuk membawa bangsa pada cita-cita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun